Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

27 Oktober 2017

Fixed Income Notes 27 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 26 Oktober 2017 kembali mengalami kenaikan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung di tengah berlanjutnya tekanan  nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2,6 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps setelah didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 7 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan kenaikan yang berkisar antara 2 - 3 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 10 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Aksi ambil untung pelaku pasar di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan harga Surta Utang Negara. Rupiah lebih merespon pergerakan dollar Amerika yang terapresiasi dibandingkan dengan sentimen positif dari dalam negeri. Pergerakan dollar Amerika yang terapresiasi seiring dengan adanya pemberitaan yang bersifat hawkish mengenai partai republik Amerika Serikat yang lebih memilih John Taylor dibandingkan Jerome Powell sebagai kandidat pengganti untuk Gubernur The Fed Janet Yellen. 
  • Sehingga secara keseluruhan, koreksi harga pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 6,397% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 6,813%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 7,381% dan 20 tahun relatif mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 7,521%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, mengalami kenaikan pada seri bertenor pendek sedangkan cenderung mengalami penurunan imbal hasil pada seri bertenor panjang, seiring dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang ditutup juga mengalami pergerakan yang bervariasi. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik sebesar 3 bps di level 2,179% didorong koreksi harga sebesar 8 bps sementara itu imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun sebesar 1 bps di level 3,599% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil INDO-37 dan INDO-47 mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,447% dan 4,485% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Senin, senilai Rp15,02 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,48 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,73 triliun dari 130 kali transaksi di harga rata - rata 101,41% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp2,05 triliun dari 446 kali transaksi di harga rata - rata 101,75%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,13 triliun dari 55 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom tahap I Tahun 2017 Seri A (BMTR01ACN1) masih menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp236 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,81% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap II Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN2) senilai Rp150 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,13%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, pada level 13587,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 10,00 pts (0,07%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak dengan mengalami bervariasi sejak awal perdagangan pada kisaran 13546,00 hingga 13631,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah di tengah pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh pelemahan mata uang Dollar Taiwan (TWD) dan Rupee India (INR). 
  • Sementara itu pasar surat utang global ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 2,463% seiring dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun yang juga mengalami kenaikan di level 2,972%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 0,419% sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami kenaikan di level 1,381%. 
  • Adapun dari dalam negeri, pemerintah pada pekan depan akan kembali melaksanakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari lima seri Sukuk Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area konsolidasi dengan tren harga Surat Utang Negara masih mengalami tren penurunan. Sehingga dalam jangka pendek Surat Utang Negara masih akan mengalami penurunan harga.   
  • Rekomendasi : Dengan minimnya katalis dari dalam dan luar negeri maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068 dan FR0072.
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN12180201 (Reopening), SPN12180809 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 31 Oktober 2017.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat “idAAA” atas rencana obligasi PT Kereta Api Indonesia (Persero).

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group