Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

27 Oktober 2016

Fixed Income Notes 27 Oktober 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 26 Oktober 2016 bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,3 bps.
 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin terjadi di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Investor cenderung melakukan transaksi secara aktif dengan dalam rentang perubahan harga yang terbatas. Meningkatnya volume perdagangan pada perdagangan kemarin mengindikasikan bahwan investor berusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan strategi trading jangka pendek di tengah minimnya katalis di pasar Surat Utang Negara.
 
  • Sementara itu kondisi penurunan harga Surat Utang Negara masih didorong oleh aksi jual oleh investor asing dimana hingga tanggal 25 Oktober 2016, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (Net Sell) Surat Berharga Negara senilai Rp12,08 triliun di sepanjang bulan Oktober 2016 dengan total kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp672,90 triliun.
 
  • Secara keseluruhan, penurunan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing sebesar 2 bps di level 7,046% dan 7,416%. Sementara itu imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 7,596% dan untuk tenor 5 tahun terlihat mengalami penurunan terbats kurang dari 1 bps di level 6,804%.
 
  • Pergerakan imbal hasil yang cenderung mengalami kenaikan juga didapati pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. Pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika cenderung mengalami kenaikan dengan perubahan tingkat imbal hasil yang relatif terbatas. Imbal hasil dari INDO-26 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 3,414% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-46 mengalami kenaikan sebesar 2 bps d level 4,465% didorong oleh adanya koreksi harga yang sebesar 35 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 2,304%.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,48 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp3,06 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terebsar senilai Rp1,878 triliun dari 22 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 105,72% dan diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,71 triliun dari 70 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 99,71%.
 
  • Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp246,1 miliar dari 19 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2016 Seri A (IIFF01A/idAAA/19 Juli 2019) menjadi obloigasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp50 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,27% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A (ASDF03ACN2/AAAidn/28 Oktober 2017) senilai Rp40 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,04%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas  di level 13004,00 per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 12978,00 hingga 13025,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika bergerak terbatas di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Yuan China (CNY) dan Dollar Taiwan (TWD) menjadi mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika, sementara itu Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan di tengah cenderung naiknya imbal hasil surat utang global.
 
  • Imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 1,791% dari posisi penutupan sebelumnya yang sebesar 1,76%. Sementara itu imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga ditutup dengan kenaikan pada level 0,09% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,029% begitu pula imbal hasil surat utang Jepang yang ditutup naik terbatas di level -0,069%. Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi rupiah maupun dollar Amerika. Sementara itu minimnya sentimen dari dalam negeri akan menyebabkan pergerakan harga Surat Utang Negara akan lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal baik dari regional maupun global.
 
  • Adapun secara teknikal, harga Suat Utang Negara berada pada beberapa kondisi dimana untuk tenor di bawah 10 tahun, harga Surat Utang Negara berada pada tren kenaikan harga, sedangkan untuk tenor di atas 10 tahun berada pada tren penurunan harga sehingga arah pergerakan harga Surat Utang Negara akan bervariaisi dengan peluang adanya kenaikan harga untuk Surat Utang Negara bertenor pendek.
 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi faktor ekstrenal dan internal maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, maka kami menyarankan untuk melakukan strategi trading dengan menggeser portofolio pada tenor pendek guna mengurangi resiko fluktuasi harga di tenor panjang yang cenderung mengalami penurunan. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, tren penurunan arga Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap di tengah tren penurunan tingkat suku bunga domestik yang akan diikuti oleh penurunan suku bunga deposito perbankan.
 
  • Rencana lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara Seri SPN-S 19042017  (reopening), PBS013 (reopening), PBS014 (reopening) dan PBS012 (reopening) pada hari Selasa, tanggal 1 Nopember 2016. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 1 Nopember 2016. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S dan SBSN PBS berbasis proyek (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan adalah senilai Rp3.000.000.000.000,00 (tiga triliun rupiah).
 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2016 PT BFI Finance Indonesia Tbk. Pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2016, Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2016 yang diterbitkan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk. mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Obligasi yang dicatatkan senilai Rp1.000.000.000.000,-
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group