Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

27 Februari 2018

Fixed Income Notes 27 Februari 2018

  • Jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta pidato dari Jerome Powell, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 26 Februari 2018 cenderung mengalami kenaikan. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 5 - 7 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 5 bps. Sementara itu mbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan cukup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang terbatas berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin terjadi di tengah minimnya katalis jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Terbatasnya perubahan imbal hasil juga didukung oleh volume perdagangan yang tidak begitu besar mengindikasikan bahwa pelaku pasar menahan diri untuk melakukan transaksi menjelang lelang, dimana pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp17 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang akan ditawarkan kepada investor. 
  • Selain itu investor juga masih menantikan data infalsi periode Februari 2018 yang akan disampaikan Badan Pusat Statistik pada hari Rabu, 1 Maret 2018 dimana inflasi diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan inflasi di bulan Januari 2018. 
  • Secara keseluruhan, terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 5,821% dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 7,267%. Sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 4 bps dilevel 6,440% dan untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 6,961%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan tren penurunan imbal hasil US Treasury pada akhir pekan. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-28 mengalami penurunan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,679% dan 4,072% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 1 bps dan 4 bps. imbal hasil dari INDO-38 ditutup dengan penurunan sebesar 1,5 bps di level 4,725% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 25 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 ditutup turun sebesar 2,5 bps di level 4,642%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, senilai Rp8,12 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,89 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,61 triliun dari 40 kali transaksi di harga rata - rata 97,86% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp1,21 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 115,3%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,17 triliun dari 26 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (IMFI03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp478 miliar dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 100,0% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2018 Seri A (SMFP04ACN3) senilai Rp180 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 17,00 pts (0,12%) di level 13668,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pergerakan yang berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13653,00 hingga 13691,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan seiring melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp17 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang dua pekan sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp21,00 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp45,84 triliun. Kami perkirakan pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder. 
  • Selain lelang, pemerintah kembali menawarkan Sukuk Negara bagi investro ritel, yaitu Sukuk Negara Ritel seri SR010 yang ditawarkan sejak tanggal 23 Februari 2018 hingga 16 Maret 2018. Tingkat imbal hasil yang ditawarkan pemerintah untuk Sukuk Negara dengan tenor 3 tahun tersebut adalah sebesar 5,90% per tahun yang dibayarkan setiap tiga bulan kepada investor.  
  • Adapun pergerakan harga Surat Utang Negara kami perkirakan akan berpotensi untuk mengalami penurunan di tengah pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan jelang pidato Jerome Powell yang akan dilaksanakan pada hari ini waktu setempat. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,864% dari posisi penutupan di akhir pekan pada level 2,866%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di akhir pekan masing - masing di level 0,657% dan 1,505%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang telah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai berada pada area konsolidasi, sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon jangka panjang dapat mengiktui lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah menawarkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu FR0063 (2023), FR0065 (2033) dan FR0075 (2038). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03180528 (New Issuance), SPN 12190114 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 27 Februari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group