Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

27 Desember 2016

Fixed Income Notes 27 Desember 2016

 

  •   Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 23 Desember 2016 beregrak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan jelang libur di awal pekan. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,2 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek masih terlihat mengalami penurunan, sementara itu pada tenor panjang mengalami kenaikan.
  •   Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengana adanya perubahan harga yang berkisar antara 2 - 15 bps dan pada tenor menengah (5 - 7 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga hingga 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi haga hingga 35 bps.
  •   Perubahan harga Surat Utang Negara yang secara keseluruhan cenderung mengalami penurunan pada perdagangan akhir pekan kemarin didorong oleh antisipasi pelaku pasar jelang libur di awal pekan ini serta hari perdagangan jelang akhir tahun yang pendek. Pelaku pasar juga cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar. Minimnya katalis dari dalam dan luar negeri pada perdagangan di akhir pekan juga turut mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
  •   Sehingga secara keseluruhan, perubahan harga Surat Utang Negara pada akhir pekan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun sebesar 1 bps di level 7,47%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 7,84% dan 8,08% dan untuk tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 8,08%.
  •   Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan tingkat imbal hasil cenderung mengalami penurunan dengan perubahan imbal hasil yang terbatas berkisar antara 1 - 3 bps. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 2,833%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,350% dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 5,271% setelah masing - masing mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps. Kenaikan harga dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut didukung oleh meredanya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka CDS.
  •   Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp5,52 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,59 triliun. Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,42 triliun dari 31 kali transaksi di harga rata - rata 105,52% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp629 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 102,71%.
  •   Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp792,10 miliar dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bumi Serpong Damai Tahap I Tahun 2016 Seri A (BSDE02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,15% dan diikuti oleh Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap II Tahun 2016 (BNII02SBCN2) senilai Rp80 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,15%.
  •   Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 17,25 pts pada level 13452,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan pada kisaran 13425,00 hingga 13474,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang juga cenderung mengalami penguatan yang dipimpin oleh Peso Philippina (PHP) dan diikuti oleh Dollar Singapura (SGD). Hanya saja, dalam sepekan terakhir, pergerakan nilai tukar mata uang regional bergerak bervariasi dimana Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional, sementara itu Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional termasuk mata uang rupiah.
  •   Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih bervariasi di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Hingga akhir pekan, data ekonomi yang akan disampaikan di dalam negeri adalah data statistik investasi internasional di Indonesia untuk kuartal III 2016 pada tanggal 29 Desember 2016 dan diikuti oleh data perkembangan uang beredar di bulan November 2016.
  •   Sementara itu dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasilnya di akhir pekan kemarin cenderung mengalami penurunan jelang libur di awal pekan, dimana untuk US Treasury dengan tenor 10 tahun imbal hasilnya ditutup dengan penurunan di level 2,543% dari level 2,552%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,222% dan 1,345% di tengah minimnya katalis.
  •   Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi sehingga arah pergerakan harga kami perkirakan akan cenderung mendatar dengan perubahan yang relatif terbatas.
  •   Rekomendasi : Dengan beberapa faktor tersebut, maka kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini di tengah volume perdagangan yang kami perkirakan tidak bagitu besar seiring dengan beberapa pelaku pasar yang telah libur di akhir tahun. Bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, kami melihat beberapa seri yang cukup menarik untuk diperdagangkan, diantaranya adalah FR0066, FR0038, FR0069 dan FR0036. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, beberapa seri yang cukup menarik utnuk diakumulasi adalah seri FR0064, FR0071, FR0054, FR0058, FR0065 dan FR0068.
  •   Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170404 (New Issuance), SPN12180104 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 3 Januari 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan senilai Rp15.000.000.000.000,00 (lima belas triliun rupiah).
  •   PT Pemeringkat Efek Indonesia mempertahankan peringkat "idAAA" terhadap Obligasi dan "idAAA(sy) terhadap Sukuk dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang akan jatuh tempo.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group