Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

26 Oktober 2017

Fixed Income Notes 26 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 25 Oktober 2017 masih melanjutkan tren kenaikan didorong oleh berlanjutnya akumulasi penjualan bersih oleh investor asing. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 12 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 7 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan imbal hasil lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 11 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 35 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) dan panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 5 - 12 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 120 bps. 
  • Berlanjutnya kenaikan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga perdagangan kemarin masih didukung oleh akumulasi penjualan bersih Surat Utang Negara oleh investor asing. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 24 Oktober 2017, investor asing mencatatkan penurunan kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp12,24 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir September 2017. Hanya saja di kuartal III 2017, investor asing mencatatkan pembelian bersih Surat Berharga Negara senilai Rp48,82 triliun dimana akumulasi pembelian terbesar terjadi di bulan September 2017, yaitu senilai Rp34,23 triliun. 
  • Namun demikian, kenaikan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin masih cukup besar, terutama yang didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah. Perubahan harga yang cukup besar pada tenor tersebut turut mempengaruhi perubahan tingkat imbal hasilnya. Dengan posisi harga Surat Utang Negara yang masih cukup tinggi, serta didukung oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara masih terlihat mengalami tren penurunan harga, turut mempengaruhi koreksi harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin. Kondisi tersebut juga didukung oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung pada perdagangan kemarin . 
  • Adapun nilai tukar rupiah yang kemarin sempat mengalami penguatan di hari Selasa kembali tertekan pada perdagangan kemarin seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional di tengah kembali menguatnya dollar Amerika setelah penunjukkan kandidat yang akan menjadi pemimpin The Fed berikutnya, penunjukkan kandidat yang memiliki pandangan atas kebijakan moneter yang lebih hawkish akan mendorong penguatan nilai tukar dollar terhadap penguatan dollar Amerika. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 7 bps untuk tenor 5 tahun dan 7,5 bps untuk tenor 20 tahun masing – masing di level 6,366% dan 7,506% serta naik sebesar 10 bps untuk tenor 10 tahun di level 6,794%. Adapaun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun naik sebesar 9,5 bps di level 7,332%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan imbal hasilnya juga cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 ditutup dengan kenaikan sebesar 2 bps masing - masing di level 3,609% dan 4,451% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps dan 30 bps. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 yang ditutup dengan kenaikan sebesar 2,5 bps masing - masing di level 2,149% dan 4,488% setelah mengalami koreksi harga sebesar 6 bps dan 45 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp16,19 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,05 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,10 triliun dari 88 kali transaksi di harga rata - rata 101,28% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp2,08 triliun dari 359 kali transaksi di harga rata - rata 101,83%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,27 triliun dari 72 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Bank BTPN Tahap II Tahun 2017 Seri A (BTPN03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp103 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Bank UOB Indonesia Tahun 2015 Seri C (BBIA01C) senilai Rp70 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,15%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah  sebesar 45,00 pts (0,33%) pada level 13578,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas pada kisaran 13563,00 - 13585,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah kecenderungan mata uang regional yang juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional setelah investor asing melakukan penjualan Surat Utang negara tersebut, diikuti oleh mata uang Rupiah Indonesia (IDR). Sedangkan mata uang Rupee India (INR) merupakan mata uang regional yang terlihat menguat terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan harga didorong oleh aksi ambil untung oleh investor di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Dari luar negeri, pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun diperdagangkan pada kisaran 2,435%  dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun yang diperdagangkan pada kisaran 2,994% terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Adapun imbal hasil dari surat tang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 0,482% sementara itu untuk surat utang Inggris (Gilt) ditutup pada level 1,408%. Kondisi pergerakan surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan mempengaruhi arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang berada pada area netral sehingga masih akan membatasi potensi pergerakan harga Surat Utang Negara meskipun harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren penurunan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan belum adanya sinyal pembalikan arah pergerakan harga serta cukup besar keluarnya aliran modal asing dari pasar Surat Utang Negara, maka kami melihat bahwa harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan dalam jangka pendek. Beberapa seri Surat Utang Negara yang cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072.
  • Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara di pertengahan bulan Oktober 2017 mengalami penurunan senilai Rp12,54 triliun.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group