Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

26 Mei 2017

Fixed Income Notes 26 Mei 2017

  •   Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 24 Mei 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  •   Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 9 - 14 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 1,5 bps dengan adanya kenaikan harga terbatas hingga sebesar 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 2 bps yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. 
  •   Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Hanya saja, meskipun pergerakan imbal hasil yang terjadi relatif terbatas, investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar. Setelah mengalami kenaikan harga yang cukup besar pada sepekan kemarin terdorong oleh kenaikan peringkat utang Indonesia, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak terbatas seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal sudah mendekati area jenuh beli (overbought). Pelaku pasar mencoba mencari katalis lain yang mampu menjadi faktor pendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  •   Dengan adanya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,667% (+2,0 bps) dengan penurunan harga sebesar 7,5 bps, tenor 10 tahun ditutup pada level 6,920% (-2,5 bps) dengan didorong kenaikan harga sebesar 20 bps, tenor 15 tahun ditutup pada level 7,363% (+3,0 bps) setelah terjadi penurunan harga sebesar 20 bps dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,589% (+1,5 bps) didorong oleh penurunan harga sebesar 15 bps. 
  •   Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang berdampak terhadap perubahan tingkat imbal hasilnya. Perubahan imbal hasil yang terjadi rata - rata kurang dari 1 bps dimana untuk INDO-20 imbal hasilnya ditutup pada level 2,413% mengalami penurunan dan imbal hasil dari INDO-37 ditutup pada level 4,722% mengalami kenaikan dibanding perdagangan kemarin. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps ditutup masing - masing pada level 3,739% dan 4,684% setelah mengalami penurunan harga sebesar 20 bps dan 40 bps. 
  •   Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,86 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,63 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp2,05 triliun dari 77 kali transaksi di harga rata - rata 100,6% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp1,99 triliun dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 111,71%. Sedangkan Obligasi Negara seri FR0072 dan FR0074 menjadi seri Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan sebanyak 104 dan 102 kali transaksi. 
  •   Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,77 triliun dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan II BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2016 Seri C (BFIN02CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,30% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Mayora Indah Tahap I Tahun 2017 (MYOR01CN1) senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  •   Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah di level 13311,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 12,00 dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak terbatas pada kisaran 13301,00 hingga 13328,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sementara itu Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah peluang terjadinya penguatan terhadap mata uang dollar Amerika. 
  •   Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya kenaikan harga seiring dengan penurunan imbal hasil dari surat utang global, namun dibatasi oleh pelemahan nilai rupiah serta penurunan volume perdagangan kemarin. 
  •   Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,25% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 2,92%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup turun pada level 0,36% dan 1,04%. Penurunan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  •   Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara tenor pendek menjauhi area overbought dan mengalami tren kenaikan, sedangkan tenor menengah dan panjang mendekati area overbought dan pergerakan harga cenderung menderung (sideways), sehingga dalam jangka pendek pergerakan harganya masih akan cenderung naik.  
  •   Rekomendasi, Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang mendekati sama diantaraya adalah seri FR0066, FR0032, FR0038, FR0048, FR0069, dan FR0036 untuk tenor pendek, sedangkan untuk tenor panjang FR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067 . Adapun ORI13 lebih menarik dibandingkan FR0036 dengan tenor yang sama.
  •   Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 01122017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 30 Mei 2017. 
  •   Posisi Utang Pemerintah dan Penjaminan Pemerintah Pusat Bulan April 2017.
  •   Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Sumber Alfaria Trijaya Tahap I Tahun 2017 pada tanggal 24 Mei 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group