Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

26 Juli 2017

Fixed Income Notes 26 Juli 2017

  • Hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 25 juli 2017   mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan panjang terlihat mengalami penurunan imbal hasil. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 3 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 7 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga terbatas hingga sebesar 4 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 80 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah meraup dana senilai Rp21,05 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp35,98 triliun. Jumlah Surat Utang Negara yang dimenangkan tersebut di atas target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun serta di atas pencapaian pada lelang sebelumnya yang sebesar Rp17,00 triliun serta terlihat  jumlah penawaran yang masuk juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan lelang sebelumnya. Pada lelang di tanggal 11 Juli 2017, jumlah penawaran yang masuk senilai Rp33,68 triliun. Tingginya minat investor untuk menempatkan dananya di Surat Utang Negara tersebut menjadi katalis bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder pada hari ini. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin di tengah kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing kurang dari 1 bps di level 6,727%, 6,911%, 7,309% dan 7,549% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 3,1 bps, 4,4 bps, 6,9 bps, dan 12,0 bps. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah pelaksanaan lelang US Treasury serta antisipasi investor jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik sebesar 1 bps di level 2,232% setelah mengalami koreksi harga terbatas sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar sebesar 3,5 bps di level 3,765% di dorong koreksi harga sebesar 30 bps dan INDO-47 mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 4,622% setelah mengalami koreksi harga sebesar 80 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp17,59 triliun dari 33 seri Surt Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp12,18 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp6,21 triliun dari 201 kali transaksi di harga rata - rata 100,66% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp3,27 triliun dari 47 kali transaksi di harga rata - rata 101,05%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp899,5 miliar dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi berkelanjutan II PNM Tahap I tahun 2017 Seri A (PNMP02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp308,4 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,12% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap VI Tahun 2017 Seri A (ADMF03ACN6) senilai Rp111 miliar dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 99,97%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13327,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 18,00 pts (0,13%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak terbatas pada kisaran 13313,00 hingga 13328,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional di tengah sinyal menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini pelaku pasar masih akan mencermati hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika dimana pelaku pasar berharap bahwa Bank Sentral Amerika akan menyampaikan pandangan mereka terhadap kondisi ekonomi Amerika terkini, respon kebijakan moneter yang akan diambil serta rencana Bank Sentral Amerika untuk mengurangi neraca mereka. Pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur akan berakhir pada hari ini waktu setempat. Sementara itu dengan hasil positif sari lelang kemarin kami perkirakan akan memberikan peluang terhadap kenaika  harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Tingginya penawaran yang masuk pada lelang mengindikasikan optimisme pelaku pasar terhadap prospek pasar surat utang negara di tengah sinyal positif dari kebijakan Bank Sentral Eropa. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang masih cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan menjadi katalis negatif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,33%. Kenaikan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun yang masing - masing ditutup pada level 0,56% dan 1,26%. 
  • Secara teknikal, harga Surat Utang Negara tenor panjang telah menunjukkan sinyal perubahan arah pergerakan tren dari sideways menjadi naik, sehingga membuka peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara. Kenaikan harga akan di dorong oleh seri - seri Surat Utang Negara yang sudah menjauhi area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami masih menyarankan strategi trading bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan pada seri FR0036, FR0031, ORI013, FR0035, FR0053 dan FR0062. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp21,05 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03171026 (New Issuance), SPN12180412 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 25 Juli 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group