Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

26 Januari 2017

Fixed Income Notes 26 Januari 2017

  • Aksi ambil untung oleh investor di tengah kenaikan imbal hasil Surat Utang global mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder pada perdagangan hari Rabu, 25 Januari 2017. Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami penurunan tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara dimana pada perdagangan kemarin rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,2 bps dengan perubahan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 5 bps.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan perubahan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 5 - 20 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan dimana perubahan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 4 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps.
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin seiring dengan pergerakan imbal hasil surat utang global dan regional yang mengalami kenaikan di tengah mulai dikeluarkannya kebijakan Presiden Amerika Serikat untuk proyek infrastruktur. Meskipun belum cukup banyak kebijakan yang dikeluarkan, namun pelaku pasar melihat bahwa Presiden Amerika Serikat memiliki komitmen untuk menjalankan janji saat kampanye pemilihan umum presiden termasuk diantaranya adalah belanja infrastruktur.
  • Adapun dari dalam negeri, kenaikan imbal hasil turut dipengaruhi oleh aksi ambil untung dari investor memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi dalam beberapa hari sebelumnya di tengah meningkatnya kegaduhan politik di dalam negeri.
  • Sehingga secara keseluruhan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 2 bps di level 7,100% dan 8,039%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,519% dan untuk tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,838%.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin juga terlihat mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan seri, dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 2,594% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,112% setelah mengalami koreksi sebesar 25 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 5,028% setelah mengalami koreksi harga sebesar 80 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya di tengah koreksi harga yang terjadi di pasar sekunder. Volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp6,46 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,03 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,00 triliun dari 30 kali transaksi di harga rata - rata 99,28% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp819,26 miliar dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 102,76%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp981 miliar dari 26 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Telkom Tahap I Tahun 2015 Seri A (TLKM01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp280 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 105,00% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan I SAN Finance Tahap II Tahun 2014 senilai Rp110 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,89%.
  • Adapun nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 39,00 pts (0,29%) pada level 13361,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13326,00 hingga 13365,00 per dollar Amerika. Pelemahan tersebut terjadi setelah Rupiah bergerak menguat terhadap dollar Amerika dalam sepekan terakhir.
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali berpeluang mengalami pelemahan di tengah koreksi harga yang terjadi pada surat utang global. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan mengalami kenaikan di level 2,515% setelah mengalami koreksi harga di tengah pasar saham Amerika yang mencetak rekor tertingginya mendorong investor untuk lebih berani menempatkan dananya pada aset yang berisiko. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun telah mengalami kenaikan sebesar 7 bps dibandingkan dengan posisi di akhir tahun 2016.
  • Imbal hasil dari Surat Utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,466% dan 1,468%. Hal tersebut kami perkirakan akan turut mempengaruhi terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini yang juga didukung oleh faktor teknikal.
  • Secara teknikal, harga Surat Utang Negara berada pada area konsolidasi dengan mulai menunjukkan sinyal tren penurunan harga pada beberapa seri Surat Utang Negara, sehingga kami perkirakan dapat membuka peluang terjadinya koreksi harga dalam jangka pendek.
  • Selain itu, dengan adanya rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan depan, juga akan membuka peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara cenderung mengalami koreksi dikarenakan investor berharap untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih menarik saat mengikuti lelang.
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari faktor eksternal dan internal tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami menyarankan kepada investor untuk menggunakan strategi trading di tengah kondisi pasar keuangan yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan diantaranya adalah FR0066, FR0038, FR0069, FR0036, ORI013, FR0053, FR0070, FR0071, FR0058, FR0065 dan FR0068. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat memanfaatkan momentum koreksi harga untuk melakukan pembelian secara bertahap pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang menawaran tingkat imbal hasil yang cukup tinggi.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat Obligasi PT Verena Multi Finance Tbk yang akan jatuh tempo pada peringkat "idA-".
  • PT Fitch Ratings Indonesia menetapkan peringkat "AAA(idn)" terhadap rencana penerbitan obligasi oleh PT Toyota Astra Financial Services.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group