Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

26 April 2018

Fixed Income Notes 26 April 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 25 April 2018 ditutup mengalami kenaikan di tengah pelaku pasar yang masih menantikan hasil dari pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 17 bps dimana pada tenor pendek imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 10 – 17 bps dengan didorong mengalami koreksi harga sebesar 60 bps dan menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 2 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga mengalami kenaikan hingga sebesar 11 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 125 bps. 
  • Perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh investor yang masih mencermati pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika di tengah semakin tingginya kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunga-nya. Adapun jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika, nilai tukar dollar kembali mengalami penguatan yang mendorong mata uang utama dunia lainnya mengalami pelemahan termasuk Indonesia. Pelemahan mata uang dalam sepekan terakhir mendorong adanya aksi jual oleh investor asing maupun dalam negeri, terlihat dari kepemilikan Surat Berharga Negara oleh investor asing dalam beberapa terakhir mengalami penurunan. Sementara itu pelemahan nilai tukar juga menjadi kekhawatiran investor lokal dengan menahan diri dalam pembelian Surat Utang Negara terlihat dari lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan ini mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan lelang Surat Utang Negara pada dua pekan lalu.  
  • Secara keseluruhan, perdagangan kemarin telah mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 40 bps di level 6,654% dan 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 20 bps di level 7,135%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya naik sebesar 10 bps di level 7,275% dan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 15 bps di level 7,617%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan di tengah pergerakan imbal hasil dari US Treasury yang juga cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 3,835% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. Sementara imbal hasil  INDO-28, INDO-38, INDO-48 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 4,418% 4,986% dan 4,906% setelah didorong oleh adanya koreksi harga yang sebesar 90 bps, 140 bps dan 180 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp14,35 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp5,29 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,27 triliun dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 102,2% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp2,12 triliun dari 117 kali transaksi di harga rata - rata 94,8%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,28 triliun dari 59 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (ADMF04BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp165 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri C (ADMF04CCN2) senilai Rp85 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,38%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 13921,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 32,00 pts (0,23%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya setelah bergerak pada kisaran 13880,00 hingga 13924,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan mata uang regional cenderung bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dimana pelemahan dipimpin oleh Rupee India (INR), Baht Thailand (THB) dan Won Korea Selatan (KRW). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak dengan kecenderungan mengalami koreksi di tengah pelaku pasar yang masih menantikan keputusan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika serta disampaikannya beberapa data ekonomi lainnya, ditengah masih berlanjutnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah. 
  • Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan dimulai pada pekan depan waktu setempat diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 1,75% - 2,00% setelah memutuskan untuk menaikkan suku bunga cuan sebesar 25 bps di bulan Maret 2018. Pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Imbal hasil dai US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 3,031% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang naik pada kisaran 3,212%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 0,631% dan 1,542%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik akan menyampaikan data inflasi bulan April 2018. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren penurunan, sehingga akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek namun penurunan harga juga akan dibatasi oleh harga Surat Utang Negara yang masih berada di area jenuh jual (oversold). 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan berbagai tenor seperti seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Peringkat PT Sarana Multi Infrastruktur tetap di “idAAA” 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Mayora Indah Tahap III Tahun 2018. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group