Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

26 April 2017

Fixed Income Notes 26 April 2017

  • Penurunan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 3 bps yang didorong oleh perubahan harga yang relatif terbatas yaitu sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menegah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 13 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps.
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin didorong oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Sempat bergerak terbatas di awal perdagangan, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan setelah hasil dari pelaksanaan lelang menunjukkan tingginya minat investor yang masuk pada lelang penjualan Surat Utang Negara yang tercermin pada jumlah penawaran yang masuk. Total penawaran yang masuk senilai Rp47,13 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan penawaran lelang dua pekan sebelumnya yang senilai Rp41,89 triliun.
  • Dari hasil lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp17,00 triliun dari keseluruhan seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut di atas target penerbitan yang sebesar Rp15,0 triliun seiring dengan cukup kompetitifnya imbal hasil yang diminta oleh investor. Dengan hasil lelang tersebut pemerintah telah memenuhi target penerbitan Surat Berharga Negara melalui lelang dimana untuk kuartal I 2017 adalah sebesar Rp155 triliun. Hasil dari lelang tersebut menjadi katalis positif di pasar sekunder, dimana harga Surat Utang Negara setelah pelaksanaan lelang mengalami kenaikan sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi masih terbatas setelah pemilihan presiden di Perancis.
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 2 bps di level 6,680%, 7,438% dan 7,715%. Adapun untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 7,039%.
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan yang terjadi pada imbal hasil US Treasury. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 3,812% dan 4,762% didorong oleh adanya penurunan harga sebesar 7 bps dan 20 bps. Adapun INDO-20 mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 3 bps dengan didorong penurunan harga sebesar 10 bps.  Kenaikan imbal hasil pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar amerika menjadi katalis pereda pasar obligasi yang sudah memasuki area jenuh beli (overbought).
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di hari Senin senilai Rp15,75 triliun dari 43 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan. Peningkatan volume perdagangan didorong oleh pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp10,18 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,06 triliun dari 118 kali transaksi di harga rata - rata 105,65% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp4,62 triliun dari 112 kali transaksi di harga rata - rata 99,61%. Kedua seri tersebut juga menjadi Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp835,00 miliar dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2016 Seri C (BFIN02CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I WOM Finance Tahap IV Tahun 2015 Seri B (WOMF01BCN4) senilai Rp150 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 13,00 pts pada level 13310,00 per dollar Amerika dari akhir pekan kemarin. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13270,00 hingga 13309,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan penguatan mata uang regional yang dipimpin oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Dollar Taiwan (TWD).
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan adanya peluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang pada hari Selasa serta meningkatnya volume perdagangan. Hanya seja kenaikan harga akan semakin terbatas di tengah investor asing yang mulai terlihat melakukan penjualan Surat Utang Negara.
  • Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 18 April 2017, investor asing mencatatkan peningkatan kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp11,96 triliun dibandingkan dengan posisi di tanggal akhir Maret 2017. Dengan adanya penambahan kepemilikan oleh investor asing tersebut, kami perkirakan akan menjadi katalis positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,27% setelah sempat mengalami penurunan hingga di bawah level 2,20% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,93%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) ditutup pada level 0,34% dan 1,05%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mendatar (sideways), kami perkirakan akan turut mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih akan bergerak pada tren kenaikan harga. Hanya saja kenaikan harga secara teknikal akan dibatasi oleh faktor pergerakan harga yang juga masih berada pada area jenuh beli (overbought).
  • Rekomendasi, Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah mulai terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada beberapa seri yang kami lihat memiliki tingkat imbal hasil yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan seri lain yang memiliki tenor mendekati sama serta didukung oleh likuiditas yang cukup, diantaranya adalah seri FR0036, FR0069, ORI013, FR0031, FR0034, dan FR0048. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp17 triliun dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03170726 (new issuance), SPN12180104 (reopening), FR0061 (reopening), FR0059 (reopening), FR0072 (reopening) dan FR0067 (reopening) pada hari Selasa, tanggal 25 April 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group