Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

26 Agustus 2016

Fixed Income Notes 26 Agustus 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 25 Agustus 2016 cenderung mengalami penurunan jelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps.
 
  • Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan sebesar 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga Surat Utang Negara yang berkisar antara 3 - 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 8 - 15 bps. Sedangkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 50 bps.
 
  • Harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh meredanya tekanan jual oleh investor yang justru terlihat kembali melakukan akumulasi pembelian setelah harga Surat Utang Negara mengalami penurunan pada perdagangan beberapa hari sebelumnya. Koreksi harga tersebut menjadikan imbal hasil Surat Utang Negara kembali menarik untuk diakumulasi oleh investor. Selain itu pelaku pasar berani untuk kembali melakukan akumulasi jelang pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika dimana analis memperkirakan bahwa pada pidato tersebut tidak akan memberikan sinyal kapan Bank Sentral Amerika akan kembali menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR).
 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 2 bps di level 6,73% untuk tenor 5 tahun, di level 7,03% untuk tenor 10 tahun, di level 7,32% untuk tenor 15 tahun dan di level 7,42% untuk tenor 20 tahun.
 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang cukup bervariasi. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 2 bps di level 2,104%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-26 terlihat mengaami kenaikan sebesar 2 bps di level 3,261%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-46, meskipun mengalami penurunan, hanya saja penurunan imbal hasil yang terjadi kurang dari 1 bps di level 4,319%.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,35 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp3,32 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,29 triliun dari 40 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 106,06% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,76%. 
 
  • Sementara itu Sukuk Negara Ritel seri SR006 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp897 miliar dari 12 kali transaksi dengan harga rata - rata di 101,35% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,138%.
 
  • Adapun dari perdagangan oblogasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,14 triliun dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap II Tahun 2016 Seri B (BEXI03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar yaitu senilai Rp300 miliar dari 3 kali transaksi di harga 100,00% dan tingkat imbal hasil sebesar 7,95%.
 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan penguatan sejalan dengan tren penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup menguat terbatas sebesar 10,00 pts (0,08%) pada level 13242,00 per dollar Amerika dimana pada awal perdagangan sempat mengalami pelemahan. Bergerak terbatas pada kisaran 13226,00 hingga 13284,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah  pada perdagangan kemarin bergerak cukup berfluktuasi. Adapun mata uang regional yang memimpin penguatan terhadap dollar Amerika adalah Won Korea Selatan (KRW) diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Peso Philippina (PHP).
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi. Pelaku pasar masih akan menantikan isi pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan disampaikan pada hari ini waktu setempat. Investor global akan menantikan apakah Gubernur Bank Sentral akan menyampaikan sinyal kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat pada pidatonya tersebut. 
 
  • Semantara itu dari faktor domestik, pergerakan harga Surat Utang Negara akan dipangaruhi oleh rencana lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan oleh pemerintah pada hari Selasa pekan depan. Dari lelang tersebut pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp12 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan. Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak dalam rentang perubahan harga yang terbatas.
 
  • Adapun dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari surat utang global pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 1,573% mengalami kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,562%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup dengan kenaikan pada level -0,071% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,091%. Adpun imbal hasil surat utang Jepang dengan tenor yang sama ditutup turun pada level -0,090% dari posisi penutupan sebelumnya di -0,073%.
 
  • Rekomendasi : Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren penurunan harga, sehingga kami perkirakan masih berpeluang untuk mengalami penurunan dalam jangka pendek. Hanya saja, seiring dengan kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara akibat dari koreksi harga yang terjadi, akan menjadikan Surat Utang Negara kembali menarik untuk diakumulasi terlebih kami masih optimis bahwa tingkat imbal hasil Surat Utang Negara masih berpotensi untuk mengalami penurunan seiring dengan rencana Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan. Dengan kondisi tersebut kami merekomendasikan berli untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang seperti seri FR0071, FR0052, FR0073, FR0054, FR0058, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0067 bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang.
 
  • September 2016. Sukuk Tabungan seri ST-001 memiliki jangka waktu 2 tahun dan memberikan tingkat imbalan sebesar 6,9% per tahun. Pembayaran imbalan dilakukan secara bulanan dalam jumlah tetap (fixed). Sukuk Tabungan seri ST-001 tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradable), namun demikian diberikan fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo (early redemption).
 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN12161202 (Reopening), SPN12170804 (Reopening), FR0056 (Reopening), FR0073 (Reopening) dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 30 Agustus 2016. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan senilai Rp12.000.000.000.000,00 (dua belas triliun rupiah) dengan jumlah penerbitan maksimal senilai Rp18.000.000.000.000,00 (delapan belas triliun rupiah).
 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap II Tahun 2016. Pada hari ini, Jum’at tanggal 26 Agustus 2016, Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap II Tahun 2016 yang diterbitkan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Obligasi yang dicatatkan senilai Rp4.331.000.000.000,-.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group