Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

25 November 2016

Fixed Income Notes 25 November 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 24 November 2016 masih mengalami kenaikan di tengah masih berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah serta kembali naiknya imbal hasil surat utang global. Kenaikan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 22 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 8,4 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar masi didapati pada tenor 3 - 16 tahun.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 15 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 5 - 40 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 16 - 22 bps setelah mengalami koreksi harga hingga 95 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami kenaikan berkisar antara 1-19 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 hingga 145 bps.
 
  • Koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih dipengaruhi oleh faktor pelemahan nilai tukar rupiah yang pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah bergerak di atas level 13500 per dollar Amerika. Koreksi harga Surat Utang Negara juga dipengaruhi oleh faktor kenaikan imbal hasil surat utang global sebagai respon investor atas hasil dari FOMC Minutes serta rencana pemerintah Inggris untuk menerbitkan utang yang lebih banyak yang akan digunakan untuk memberikan stimulus di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka harga Surat Utang Negara telah mengalami koreksi secara berturut - turut sejak tanggal 17 November 2016 setelah sempat mengalami kenaikan terbatas pada beberapa hari sebelumnya. Berlanjutnya aksi jual oleh investor asing menjadi faktor terus melemahnya harag Surat Utang Negara pasca pemilihan umum Presiden Amerika Serikat.
 
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin kembali mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 16 bps di level 8,118% dan kenaikan imbal hasil tenor 10 tahun sebesar 11 bps di level 8,097%. Sementara itu untuk imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan 6 bps di level 8,343% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 8,386%.
 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, perubahan imbal hasilnya serta perdagangan yang terjadi relatif terbatas di tengah liburnya pasar keuangan Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 2,885% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps dan imbal hasil dari INDO-42 juga mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 5,050% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 55 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,87 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,88 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,933 triliun dari 61 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 95,06% diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,53 triliun dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 101,81%. Adapun Obligasi Negara seri FR0072 masih menjadi Obligasi Negara yang paling sering diperdagangkan, sebanyak 134 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp865,2 miliar.
 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,03 triliun dari 38 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap IV Tahun 2016 Seri B (FIFA02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp269 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2016 Seri A (SMII01ACN1) senilai Rp160 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 99,88%.
 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, sebesar 68,00 pts (0,50%) di level 13558,00 per dollar Amerika. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13508,00 hingga 13586,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah menyentuh level terendahnya sejak bulan Juni 2016 seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional ditengah dollar Amerika yang mengalami penguatan terhadap mata uang global pasca disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan belum adanya katalis positif yang mampu mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya dollar Amerika pasca pelaksanaan pemilu Presiden Amerika Serikat, harga Surat Utang Negara masih akan berada dalam tekanan koreksi harga.
 
  • Sementara itu imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan perubahan yang relatif terbatas di tengah liburnya pasar keuangan Amerika. Imbal hasil dari Surat Utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing ditutup pada level 0,26% dan 1,441% sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Dengan minimnya perubahan imbal hasil surat utang global, kami perkirakan akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara di awal perdagangan.
 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan sehingga masih akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dalam waktu dekat terlebih dengan masih berlanjutnya aksi jual oleh investor asing.
 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi harga Surat Utang Negara yang masih bergerak dengan tren penurunan, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang rata - rata sebesar 8,21% cukup menarik untuk kembali diakumulasi di tengah penurunan tingkat suku bunga perbankan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun telah meneyntuh level 8,1% dan untuk tenor di atas 10 tahun telah menawarkan imbal hasil di atas 8,15% hingga 8,5% untuk tenor di atas 20 tahun.
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA+" terhadap peringkat PT Bank Syariah Mandiri.
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat "idBBB+" kepada PT Indosurya Inti Finance.
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group