Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

25 Juni 2018

Fixed Income Notes 25 Juni 2018

  • Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan turut mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 22 Juni 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan tersebut berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 6,4 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 10 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 10 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 40 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan masih cenderung mengalami keniakan hingga sebesar 10 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 25 - 80 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan didukung oleh katalis negatif dari pasar surat utang regional dan global yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil surat utang regional pada perdagangan di akhri pekan ditutup dengan kenaikan, kecuali surat utang Jepang, Thailand, China yang justru mengalami penurunan. Begitu pula surat utang global, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun kembali naik di kisaran 2,895% setelah sempat menembus level 2,890%, begitu pula imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris yang juga mengalami kenaikan. Namun, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan dibatasi oleh menguatnya nilai tukar rupiah. 
  • Secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara yang beregrak dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun sebesar 5 bps masing - masing di level 7,486% dan 7,935%. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 7,208%. Sementara imbal hasil untuk tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 7,936%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan pada tenor menengah serta panjang dan mengalami relatif tidak bergerak pada tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup relatif tidak bergerak di level 4,123% dan imbal hasil dari INDO-28 yang ditutup turun sebesar 4 bps di level 4,430% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-43 ditutup turun sebesar 1 bps di level 5,143% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-48 ditutup turun sebesar 3 bps di level 4,990% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp3,57 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,26 triliun. Obligasi Negara seri FR0069 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,31 triliun dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 100,88% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,25 triliun dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 90,70%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp482 miliar dari 23 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VII Tahunj 2016 Seri B (BEXI02BCN7) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp170 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 102,01% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Indofood Sukses Makmur VII Tahun 2014 (INDF07) senilai Rp75 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 102,31%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 18,00 pts (0,12%) pada level 14086,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14064,00 hingga 14108,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang juga mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Peso Philippina (PHP). Sementara itu Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Dollar Taiwan (TWD). Namun demikian, dalam sepekan terakhir, mata uang Yen Jepang memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Rupee India. Adapun mata uang Baht Thailand (THB) dan Rupiah Indonesia (IDR) menjadi mata uang yang mengalami pelemahan terbesar dalam sepekan terakhir. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi ditengah pelaku pasar yang masih menantikan data neraca perdagangan yang akan disampaikan pada hari ini serta Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada esok hari. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup turun pada level 2,895% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,899%. Namun kenaikan imbal hasil justru terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing di level 0,336% dan 1,322%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis negatif bagi perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, pergerakan harga Surat Utang Negara yang bergerak pada area konsolidasi kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mendatar (sideways) dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mendatar, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi beli secara bertahap di saat harga Surat Utang Negara mengalami penurunan dan melakukan jual di saat harga surat utang mengalami kenaikan dengan pilihan pada seri FR0069, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, ORI013, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat sepuluh surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp10,306 triliun. 
  • Peringkat obligasi PT Permodalan Nasional Madani (Persero) yang akan jatuh tempo ditegaskan di “idA”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group