Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

25 Juli 2018

Fixed Income Notes 25 Juli 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 24 Juli 2018 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan ditengah kembali tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dimana pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek cendeurng mengalami kenaikan sementara tenor panjang mengalami penurunan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong olah adanya koreksi harga sebesar 4 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga ditutup dengan perubahan yang bervariasi berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. 
  • Terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh berbagai katalis dari dalam maupun luar negeri yang mempengaruhi pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara, dari luar negeri imbal hasil surat utang global yang mengalami penurunan menjadi katalis positif pada perdagangan kemarin namun nilai tukar rupiah yang masih mengalami tren pelemahan menjadi katalis negatif pada perdagangan kemarin. Adapun penurunan jumlah penawaran pada lelang Surat Berharga Syariah Negara yang sejumlah Rp9,88 triliun dengan jumlah yang dimenangkan sejumlah Rp4,81 triliun. Jumlah ini lebih kecil dari pada lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara pada dua pekan lalu yang didorong oleh pelaku pasar yang masih cenderung menahan diri untuk kembali masuk ke Surat Berharga Negara. 
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari faktor dalam dan luar negeri tersebut menyebabkan terbatasnya perubahan harga yang juga berdampak terhadap terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang hanya sebesar 1 bps masing - masing di level 7,671% untuk tenor 5 tahun, di level 7,763% untuk tenor 10 tahun, di level 8,053% untuk tenor 15 tahun dan di level 8,181% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan pada keseluruhan seri di tengah kenaikan tingkat imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 3 bps masing - masing di level 3,991% dan 4,801% setelah mengalami koreksi harga hingga yang berkisar antara 10 - 45 bps. Adapun dari imbal hasil INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di elvel 4,254% setelah didorong oleh koreksi harga sebsar 15 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-43 naik sebesar 1,5 bps di level 4,9015 setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp5,15 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,43 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp947 miliar dari 33 kali transaksi di harga rata - rata 90,68% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp738 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 94,66%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp954 miliar dari 58 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Angkasa Pura I Tahun 2016 Seri C (APAI01C) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp211 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 100,1% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap I Tahun 2016 (WSKT02CN1) senilai Rp86 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,14%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 64,00 pts (0,44%) pada level 14545,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14542,00 hingga 14564,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut ditengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap mata uang dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya koreksi harga seiring dengan berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Namun koreksi harga akan dibatasi oleh imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turuun pada level 2,950% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,960%. Penurunan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang masing - masing ditutup turun pada level 0,397% dan 1,276% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,411% dan 1,287%. Sementata itu imbal hasil surat utang regional mengalami kenaikan dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada sebagian besar surat utang regional kecuali surat utang India yang justru mengalami penurunan meskipun terbatas. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap perdagangan Surat Utang Negara baik yang berdenominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih mengalami tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek pergerakan harganya masih akan cenderung menuruna dengan adanya peluang aksi beli oleh investor ditengah harga Surat Utang Negara yang terlihat mendekati area jenuh jual. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, peluang adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik seperti seri FR0059, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp4,81 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 1102019 (reopening), SPN-S 11042019 (reopening), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 24 Juli 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group