Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

25 April 2017

Fixed Income Notes 25 April 2017

  1. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami penurunan kenaikan 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 4 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan 1 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 3 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps.

 

  • Pergerakan imbal hasil yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan akhir pekan kemarin masih didukung oleh faktor lelang yang akan diadakan pada hari Selasa 25 April serta pelaku pasar yang cenderung gugup menanti pemilihan presiden Perancis menyebabkan koreksi harga pada surat utang global yang juga memberikan dampak koreksi harga Surat Utang Negara. Pelaku pasar cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar.

 

  • Kenaikan imbal hasil pada perdagangan akhir pekan kemarin seiring dengan tren kenaikan imbal hasil surat utang regional sebagai respon atas hasil dari pemertahanan 7D Reserve Repo yang dilakukan oleh Bank Indonesia.  Penetapan 7D Reverse Repo pada hari kamis memutuskan untuk mempertahankan 7D Reverse Repo sebesar 4,75% sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar.

 

  • Dengan pergerakan tersebut, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps masing - masing di level 7,075%, 7,462% dan 7,732%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 6,701%.

 

  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pergerakan imbal hasilnya masih terlihat terbatas dengan arah perubahan yang cenderung mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO-37 diutup pada level 4,773% dengan kenaikan harga sebesar 20 bps sedangkan imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 3,781% dan 4,730% adapun imbal hasil INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 2,445%.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Selasa senilai Rp3,84 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,19 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp723,3 miliar dari 42 kali perdagangan di harga rata - rata 104,99% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12180301 senilai Rp420 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 95,21%.

 

  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp615 miliar dari 26 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Tower Bersama Infrastruktur Tahap II Tahun 2017 (TBIG02CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp145 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Protelindo Tahap I Tahun 2016 Seri A (PRTL01ACN1) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,28%.

 

  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup turun pada level 13323,00 per dollar Amerika, mengalami kenaikan sebesar 4,00 pts dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Kamis. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di variatifnya pergerakan mata uang regional tehadap dollar Amerika seiring dengan penguatan dollar Amerika terhadap mata uang dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) masih memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikut oleh Yen Jepang (JPY), adapun Baht Thailand (THB) dan Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung menurun di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, rencana lelang pemerintah yang akan dilakukan pada hari Selasa, 25 April akan menjadi katalis koreksi harga Surat Utang Negara serta pemertahanan 7D Reserve Repo sebesar 4,75%.

 

  • Dari luar negeri, pemilihan presiden Perancis serta kenaikan imbal hasil US Treasury.  Imbal hasil US Treasury pada perdagangan akhir pekan lalu kembali ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan akhir pekan lalu naik sebesar 4 bps di level 2,24% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik sebesar 3 bps di level 2,89%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Ingrris (gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan naik masing - masing pada level 0,24% dan 1,07%. Adanya kenaikan imbal hasil surat utang tersebut kami perkirakan juga akan mendorong terjadinya koreksi harga terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang perdagangan hari ini, terlebih masih pada tren penurunan harga Surat Utang Negara.

 

  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan harga terutama pada tenor panjang sehingga membuka peluang terjadinya koreksi harga untuk seri - seri yang berada pada tenor tersebut. Sedangkan untuk tenor pendek, secara teknikal pergerakan harganya berada pada area konsolidasi, sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan terbatas dengan kecenderungan perubahan arah yang mendatar (sideways).

 

  • Rekomendasi, Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar Surat Utang Negara yang kami perkirakan akan cukup bergejolak pada pekan depan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Beberapa seri yang cukup menarik untuk diperdagangkan pada kondisi saat ini adalah FR0069, FR0036, FR0031 dan ORI013 untuk tenor pendek. Adapun untuk tenor panjang yang kami lihat relatif lebih mehal dibandingkan dengan seri lainnya sehingga terbuka peluang mengalami koreksi adalah seri FR0056, FR0059 dan FR0074.

 

  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170726  (New Issuance), SPN12180104 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0072 (Reopening) dan FR0067 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 25 April 2017.

 

  • Pada sepekan kedepan terdapat satu seri surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp838 miliar.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group