Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

25 Agustus 2017

Fixed Income Notes 25 Agustus 2017

  • Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta menurunya  BI 7-day RR rate masih menjadi katalis positif yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 24 Agustus 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,5 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 2 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Suat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami penurunan sebesar 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 70 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didukung oleh katalis positif dari turunnya suku bunga acuan Indoensia yang mendorong meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional seiring dengan penguatan dollar Amerika jelang pertemuan Yallen dan Draghi di Jackson Hole. 
  • Meskipun pada awal sesi perdagangan terlihat imbal hasil Surat Utang Negara untuk keseluruhan tenor mengalami kenaikan yang didorong oleh adanya aksi jual oleh pelaku pasar di pasar sekunder, Namun pada akhir sesi perdagangan terlihat pelaku pasar kembali melakukan aksi beli sehingga mendorong imbal hasil Surat Utang Negara mengalami penurunan pada perdagangan kemarin. 
  • Secara keseluruhan, aksi beli oleh investor pada perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan kurang dari 1 bps untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing di level 6,839% dan 7,278%. Adapun untuk tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 7,454% sementara itu imbal hasil untuk tenor 5 mengalami penurunan sebesar 4,5 bps pada level 6,452%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih ditutup dengan kencenderungan mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara di tengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-37 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,502% didorong kenaikan harga sebesar 20 bps, adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 3,582% setelah mengalami kenaikan sebesar 12 bps, adapun imbal hasil dari INDO-47 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,513% ditutup dengan kenaikan harga sebesar 30 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-20 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya dengan kecenderungan mengalami kenaikan di level 2,119%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangn sebelumnya, yaitu senilai Rp11,42 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Namun dengan volume perdagangan yang cukup besar tersebut masih mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi perdagangan seiring dengan kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,62 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,76 triliun dari 38 kali transaksi di harga rata - rata 102,4% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,31triliun dari 68 kali transaksi di harga rata - rata 101,48%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp638,8 miliar dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap III Tahun 2017 Seri A (BBRI02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp70 miliar dari 2 kali transaksi di harga 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap III Tahun 2017 Seri B (BBRI02BCN3) senilai Rp70 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,43%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13346,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 13 pts (0,10%) bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13343,00 hingga 13357,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah bergerak menguat serelah beberapa hari mengalami pelemahan di tengah pelemahan mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin, mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin penguatan uang regional yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW), dan Rupee India (INR). Adapun Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan meskipun akan dibayangi oleh adanya aksi ambil untung oleh investor. Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini kami perkirakan akan terbatas disebabkan mulai terbatasnya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari surat utang global yang ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,196% sebagai respon pelaku pasar yang sedang mencermati pertemuan Jannet dan Draghi di Jackson Hole serta rilisnya data pengangguran di Amerika yang mengalami kenaikan dibanding pekan kemarin. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga mengalami kenaikan di level 0,384%. Sedangkan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami penurunan di level 1,050%. Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan tersebut kami perkirakan akan masih memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara telah memasuki tren kenaikan harga yang terlihat pada keselurhan tenor, sehingga akan membuka peluang berlanjutnya kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, kenaikan harga akan dibatasi oleh adanya sinyal jenuh beli (overbought) dari Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara. Pelaku pasar juga perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untung pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek setelah adanya tren kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Kami merekomendasikan beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan seperti FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, ORI013, FR0065, dan FR0068.
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017.
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 02022018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 29 Agustus 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group