Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

24 Juli 2018

Fixed Income Notes 24 Juli 2018

  • Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tengah tren kenaikan imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Senin, 23 Juli 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 9 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 4 - 5 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang cenderung bergerak dengan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 9 bps setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 60 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury mengikuti pergerakan suku bunga Jepang. Investor juga terlihat aktif melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil juga didorong oleh masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing dimana pada akhir bulan Juli 2018, investor asing mencatatkan pembelian bersih Surat Utang Negara senilai Rp11,63 triliun. 
  • Sehingga kombinasi dari keda faktor tersebut mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 5 bps di level 7,660% dan 10 tahun sebesar 6 bps di level 7,765%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing relatif bergerak terbatas kurang dari 1 bps di level 8,042% dan 8,195%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih terlihat mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-43 masing - masing mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 3,960% dan 4,885% setelah mengalami koreksi harga yang terbatas 1 dan 7 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,885% setelah mengalami koreksi harga sebesar 7 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 4,774% didorong oleh koreksi harga sebesar 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp11,87 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,01 triliun. Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,97 triliun dari 55 kali transaksi di harga rata - rata 91,91% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp978 miliar dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 93,93%.  
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp835 miliar dari 55 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap III Tahun 2018 Seri B (FIFA03BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp80 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101.08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B (BIIF01BCN3) senilai Rp75 miliar dari 3 kali transaksi di harga 98,51%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mampu ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 14,00 pts (0,09%) pada level 14482,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan pengalami penguatan pada kisaran 14433,00 hingga 14482,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang juga didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) terjadi di tengah lapoan bahwa Bank of Japan akan menyesuaikan kebijakan moneternya. Adapun mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika adalah mata uang Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak berfluktuasi dengan masih berpeluang untuk mengalami koreksi di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global. 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin kembali mengalami kenaikan sebagai respon atas pergerakan besar besaran dalam suku bunga Jepang. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,960% mengalami kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,895%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,411% dan 1,265%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan kembali membuka peluang terjadinya koreksi harga terhadap Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak mendatar (sideways). Adapun harga Surat Utang Negara terlihat mengalami perubahan tren dari kenaikan menjadi penurunan. Hal tersebut akan membatasi peluang berlanjutnya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan demikian, kami masih menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0071, FR0052, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075, dan FR0067. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 1102019 (reopening), SPN-S 11042019 (reopening), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 24 Juli 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group