Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

24 Januari 2018

Fixed Income Notes 24 Januari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 23 Januari 2018 ditutup dengan bervariasi arah perubahan yang terbatas di tengah minimnya volume perdagangan. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 2 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor panjang masih terlihat mengalami kenaikan imbal hasil sedangkan tenor pendek cenderung mengalami penurunan imbal hasil. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas, berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang sebesar 7 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 10 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank of Japan mengenai arah kebijakan moneternya serta kelanjutan dari stimulus yang direncanakan dari awal Januari. Kondisi pelaku pasar yang cenderung menahan diri tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar. 
  • Sehingga di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan di pasar sekunder dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun mengalami kenaikan terbatas masing - masing kurang dari 1 bps di level 5,610%, 6,138%, dan 6,621% sedangkan untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan yang juga terbatas kurang dari 1 bps di level 6,944%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury setelah pemerintahan Amerika dibuka kembali. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2,5 bps di level 3,083% didorong kenaikan harga sebesar 10 bps dan INDO-28 ditutup dengan mengalami penurunan imbal hasil sebesar 5 bps di level 3,582% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. Adapun tingkat imbal hasil dari INDO-38 ditutup turun sebesar 1 bps di level 4,449% didorong kenaikan harga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-48 mengalami penurunan sebesar 4 bps setelah mengalami kenaikan harga sebesar 65 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari kemarin senilai Rp6,17 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan sebesar Rp2,11 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp734 miliar dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 100,72% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0065 senilai Rp716 miliar dari 87 kali transaksi di harga rata - rata 100,46%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp2,43 triliun dari 7 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,49 triliun dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 101,29% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS013, senilai Rp356 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 101,41%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp342,57 miliar dari 31 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap III Tahun 2017 Seri A (WOMF02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp98 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,43% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Bank Muamalat Tahun 2013 (BBMISMSB1CN2) senilai Rp50 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 97,33%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 19,00 pts (0,14%) di level 13331,00 per dollar Amerika setelah bergerak berfluktuasi pada kisaran 13304,00 hingga 13340,00 per dollar Amerika. Berfluktuasinya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Dollar Taiwan (TWD) memimpin penguatan mata uang regional terhadpa dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) dan Rupiah Indonesia (IDR). Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan arah kecenderungan mengalami kenaikan didorong oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan akan menjadi katalis positif pada perdagangan hari ini. 
  • Sedangkan dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga cenderung bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang akan mendorong pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun sebesar 2,615% sedangkan untuk tenor 30 tahun ditutup dengan kenaikan di level 2,895% di tengah pelaku pasar yang juga menantikan beberapa data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini diantaranya adalah berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank of Japan. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 0,559% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup turun pada level 1,356%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren koreksi harga sehingga dalam jangka pendek kami perkirakan masih terbuka peluang untuk mengalami koreksi harga di pasar sekunder. Terlebih dengan didukung dengan kenaikan harga Surat Utang Negara masih akan dibatasi oleh faktor pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah FR0069, FR0053, ORI013, FR0061,  FR0073, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp8,63 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 10072018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 23 Januari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group