Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Oktober 2017

Fixed Income Notes 23 Oktober 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum’at, 20 Oktober 2017 kembali mengalami kenaikan  seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah di tengah         menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 2 - 10 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 4 - 11 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 4 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 35 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam tiga hari berturut - turut jelang disampaikannya keputusan mengenai siapa yang akan menjadi ketua The Fed dalam beberapa hari mendatang, sehingga komentar hawkish muncul setelah kandidat utama untuk kursi The Fed berikutnya yang mendorong penguatan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia yang menekan nilai tukar rupiah dalam sepekan kemarin. Hal tersebut mendorong pelaku pasar untuk sementara waktu melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya koreksi harga. 
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 6,237% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 6,621%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps di level 7,138% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 7,358%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. Dari beberapa seri yang diperdagangkan terlihat mengalami kenaikan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 3,5 bps di level 2,134% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps, adapun imbal hasil INDO-27 juga ditutup naik imbal hasilnya sebesar 4 bps di level 3,578% setelah mengalami koreksi 30 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 yang juga ditutup dengan kenaikan sebesar 2,5 bps di level 4,425% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps. Sedangkan INDO-47 imbal hasilnya ditutup naik sebesasr 2 bps di level 4,457% dengan koreksi harga sebesar 40 bps.  
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,11 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,14 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,15 triliun dari 144 kali transaksi di harga rata - rata 103,08% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0058 senilai Rp1,15 triliun dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 107,66%.
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,02 triliun dari 39 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap II Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp312 miliar dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 (TAXI01) senilai Rp290 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 19,00%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan dalam empat hari berturut - turut di level 13519,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 4,00 pts (0,02%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13505,00 hingga 13533,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Nilai tukar rupiah yang telah beregrak dengan mengalami penurunan dalam empat hari terakhir kembali berpeluang mengalami pelemahan didukung oleh menguatnya dollar Amerika serta indikator teknikal yang menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah mulai memasuki tren pelemahan terhadap dollar Amerika. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi investor asing untuk kembali melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga akan mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Selain itu penurunan harga Surat Utang Negara juga didorong dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan di akhir pekan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,383% seireing dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun yang juga naik pada level 2,894%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,449% dan 1,328%. Kenaikan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada area konsolidasi dengan harga Surat Utang Negara yang berada di area netral mendorong pergerakan harga akan sideways dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang sudah mulai terbatas. Adapun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0073, FR0065, FR0068 dan FR0072. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat lima surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp3,46 triliun.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAAA(sf)" untuk rencana obligasi PT Marga Lingkar Jakarta. 

PT Pemeringkat Efek Indonesia menempatkan prospek Bank Muamalat dengan implikasi “negatif”. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group