Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Mei 2018

Fixed Income Notes 23 Mei 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 22 Mei 2018  bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami kenaikan hingga sebesar 6 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 45 bps. 
  • Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Hanya saja, meskipun pergerakan imbal hasil yang terjadi relatif terbatas, investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar. Setelah mengalami koreksi harga yang cukup besar pada pekan sebelumnya, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak terbatas seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal telah berada pada area jenuh jual (oversold). Pelaku pasar mencoba mencari katalis lain yang mampu menjadi faktor pendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,977% (-1,0 bps), tenor 10 tahun ditutup pada level 7,477% (+4,5 bps), tenor 15 tahun ditutup pada level 7,933% (+10,0 bps) dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,989% (-2,0 bps). 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasil dari US Treasury. Perubahan imbal hasil yang terjadi rata - rata kurang dari 3 bps dimana untuk INDO-23 imbal hasilnya ditutup pada level 4,136% setelah mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2,5 bps didorong oleh kenaikan harga sebesar 10 bps  dan imbal hasil dari INDO-28 ditutup pada level 4,562% setelah mengalami penurunan sebesar 2 bps yang mendorong kenaikan harga sebesar 20 bps. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-38 ditutup pada level 5,203% mengalami penurunan sebesar 1,5 bps didorong oleh kenaikan harga sebesar 20 bps. Sementara imbal hasil INDO-48 mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 5,082% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp17,73 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp9,30 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp6,47 triliun dari 124 kali transaksi di harga rata - rata 91,3% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0069 senilai Rp1,73 triliun dari 33 kali transaksi di harga rata - rata 101,2%.  
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,54 triliun dari 57 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Sukuk Ijarah TPS Food II Tahun 2016 (SIAISA02) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp175 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 99,34% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah TPS Food I Tahun 2013 (SIAISA01) senilai Rp148 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,01%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas di level 14142,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 48,00 (0,33%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak menguat sepanjang perdagangan pada kisaran 14130,00 hingga 14189,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah menguatnya mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta suksesnya lelang penjualan Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 3,063% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 3,206%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup naik pada level 0,558% dan 1,519%. Terbatasnya perubahan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan tidak akan berdampak besar terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan menjadi katalis yang mendorong penurunan harga di pasar sekunder. Hanya saja, kami meliat bahwa penurnan harga Surat Utang Negara akan dibatasi oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh jual (oversold). 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang mendekati sama diantaraya adalah seri FR0038, FR0034, FR0053, FR0061, FR0063, dan FR0045. Untuk seri - ser tersebut pelaku pasar dapat mulai melakukan profit taking dan menukarnya dengan seri - seri yang relatif masih memberikan imbal hasil yang menarik seperti seri FR0069, FR0056, FR0059, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp15,00 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN 03180823 (New Issuance), SPN 12190214 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 22 Mei 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group