Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Mei 2017

Fixed Income Notes 23 Mei 2017

  •          Stabilnya nilai tukar rupiah serta kenaikan peringkat Indonesia masih menjadi katalis positif yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Senin, 22 Mei 2017.
  •          Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4,5 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didoorng oleh adanya kenaiakn harga yang berkisar antara 1 - 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami penurunan sebesar 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 50 bps. 
  •          Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah penguatan mata uang regional seiring dengan penguatan dollar Amerika serta kenaikan peringkat Indonesia yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat S&P masih menjadi katalis positif untuk pergerakan harga Surat Utang Negara yang menyebabkan penurunan imbal hasil Surat Utang Negara. 
  •          Adapun aksi beli oleh investor pada perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun sebesar 2 bps untuk tenor 5 tahun di level 6,675% didorong kenaikan harga sebesar 7 bps, sedangkan imbal hasil tenor 10 tahun turun sebesar 5 bps di level 6,964% dengan didorong kenaikan harga sebesar 35 bps serta penurunan imbal hasil sebesar 20 bps di level 7,397% untuk tenor 15 tahun sedangkan tenor  20 tahun turun sebesar 23 bps di level 7,824% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 240 bps. 
  •          Semenatra itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih ditutup dengan mengalami penurunan yang terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara di tengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 2,408% dan 4,669%. Adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 3,711% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 17,5 bps. Sedangkan INDO-37 mengalami kenaikan harga sebesar 50 bps mendorong turunnya imbal hasil sebesar 4 bps pada level 4,706%. 
  •          Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp15,98 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi perdagangan seiring dengan kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,40 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,74 triliun dari 167 kali transaksi di harga rata - rata 105,85% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp,241 triliun dari 48 kali transaksi di harga rata - rata 108,10%.
  •          Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp984 miliar dari 44 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri B (FIFA03BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp243 miliar dari 9 kali transaksi di harga 100,06% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap III Tahun 2017 Seri A (WSKT02ACN3) senilai Rp100 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,10%. 
  •          Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13302,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 23 pts dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya setelah bergerak menguat dari awal sesi perdagangan pada kisaran 13283,00 hingga 13310,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah bergerak stabil di tengah penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin, mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Ringgit Malaysia (MYR). Sedangkan Yen Jepang (JPY) menjadi negara yang mengalami pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika. 
  •          Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya kenaikan harga seiring dengan stabilnya nilai rupiah serta meningkatnya peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi masih menjadi katalis positif terhadap perdagangan hari ini namun dibatasi oleh naiknya imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin dan lelang yang akan diadakan hari ini. 
  •          Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,25% dibandingkan perdagangan sebelumnya yang sebesar 2,23% seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup naik pada level 2,91%. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,39% dan 1,09%. Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan tersebut kami perkirakan akan masih memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  •          Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara sudah memberikan sinyal tren kenaikan harga yang terlihat pada keseluruhan tenor, sehingga akan membuka peluang berlanjutnya kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  •          Rekomendasi, Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading ataupun buy untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara. Pelaku pasar juga perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untung pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang setelah adanya tren kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari ini akan turut membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Kami merekomendasikan beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik FR0066, FR036, FR0038, FR0069. Namun, dibandingkan dengan FR0036, Obligasi Negara Ritel seri ORI013 menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dengan tenor yang sama sehingga kami menyarankan investor untuk mempertimbangkan ORI013 sebagai instrumen investasi jangka pendek. 
  •          Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170825 (New Issuance), SPN12180201 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 23 Mei 2017.
  •          PT Pemeringkat Indonesia menetapkan peringkat “idAAA” untuk Obligasi Berkelanjutan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group