Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Juli 2018

Fixed Income Notes 23 Juli 2018

  • Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan turut mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 20 Juli 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan tersebut berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3,8 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 7 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan masih cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 7 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 80 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan didukung oleh katalis negatif dari pasar surat utang global yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil surat utang global, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun kembali naik di kisaran 2,895% setelah sempat menembus level 2,800%, begitu pula imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris yang juga mengalami kenaikan. Selain itu, kembali melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika juga turut mendorong koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin. 
  • Secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara yang beregrak dengan kecenderungan pada perdagangan di akhir pekan juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 5,5 bps di level 7,708% dan 10 tahun sebesar 5 bps di level 7,822%. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun naik sebesar 10 bps di level 8,043% dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 8,188%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga bervariasi perubahan yang terbatas kurang dari 1 bps. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-43 ditutup naik yang relatif terbatas kurang dari 1 bps masing masing di level 3,957% dan 4,880% didorong oleh adanya koreksi harga yang juga terbatas sebesar 5 bps dan 10 bps. Imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-48 yang ditutup turun terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,226% dan 4,756% setelah mengalami kenaikan harga yang relatif terbatas juga sebesar 4 bps dan 7 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp15,05 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,18 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,90 triliun dari 70 kali transaksi di harga rata - rata 101,8% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,28 triliun dari 62 kali transaksi di harga rata - rata 100,5%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,03 triliun dari 51 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN3) menjadi obligasi korporasi denham volume perdagangan terbesar, senilai Rp145 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,29% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2016 Seri A (IIFF01A) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,96%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 54,00 pts (0,37%) pada level 14495,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14474,00 hingga 14545,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD). Sementara itu Rupiah Indonesia (IDR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD). Adapun, dalam sepekan terakhir, mata uang yuan China memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Won Korea Selatan dan Rupiah Indonesia. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami penurunan didukung oleh katalis eksternal dimana imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,895% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,838%. kenaikan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing di level 0,373% dan 1,233%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis negatif bagi perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, pergerakan harga Surat Utang Negara yang bergerak pada area konsolidasi kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mendatar (sideways) dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mendatar, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi beli secara bertahap di saat harga Surat Utang Negara mengalami penurunan dan melakukan jual di saat harga surat utang mengalami kenaikan dengan pilihan pada seri FR0069, FR0059, ORI013, FR0047, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, dan FR0075. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp5,89 triliun. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat Sukuk Ijarah II/2016 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk menjadi “idD”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group