Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Januari 2019

Fixed Income Notes 23 Januari 2019

  • Pada perdagangan hari Selasa, tanggal 22 Januari 2019, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara bergerak beragam dengan kecenderungan mengalami kenaikan ditengah pelaku pasar yang masih berhati-hati dalam melakukan transaksi di pasar sekunder
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah dibawah 10 tahun terlihat mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga yang mencapai 10 bps. Adapun untuk tenor jangka panjang diatas 10 tahun, perubahan tingkat imbal hasil cenderung mengalami penurunan yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Pada seri acuan, perubahantingkat imbal hasil relatif terbatas hingga sebesar 1 bps yang didorong oleh perubahan harga hingga sebesar 9 bps.
  • Bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor nilai tukar rupiah dan respon pelaku pasar terhadap pernyataan proyeksi ekonomi oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Christine Lagarde memberikan pernyataan bahwa ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada 2019, lebih lambat dibandingkan proyeksi yang dibuat Oktober 2018 yaitu 3,7%. Hal ini membuat para pelaku pasar pesimis, sehingga cenderung berhati-hati dalam melakukan transaksi.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya relatif tidak mengalami perubahan seiring liburnya perdagangan di Amerika pada hari Senin tanggal 21 Januari 2019. Imbal hasil dari INDO24, INDO29, INDO44, INDO49 tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya masing - masing di level 3,975%, 4,357%, 5,104%, dan 4,960%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari Selasa, 22 Januari 2019 senilai Rp 8,21 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan terbesar tercatat pada seri FR0068 yaitu sebesar Rp1,377 triliun dari 40 kali transaksi dan diikuti oleh Surat Utang Negara seri FR0072 dengan volume perdagangan sebesar Rp1,219 triliun dari 48 kali transaksi. Selanjutnya Surat Utang Negara dengan nilai sebesar 928,60 miliar dari 18 kali transaksi dicatat oleh Surat Utang Negara pada seri FR0078. Adapun untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk dengan seri PBS019 menduduki volume perdagangan tertinggi dengan volume Rp584,47 miliar dari 30 kali transaksi dan diikuti oleh Project Based Sukuk dengan seri PBS012 dengan volume sebesar Rp280,00 miliar dari 1 kali transaksi. Adapun untuk volume Sukuk Negara Ritel seri SR009 dan SR008 masing-masing sebesar Rp171,58 miliar dari 10 kali transaksi dan Rp166,75 miliar dari 11 kali transaksi.
  • Adapun volume perdagangan untuk surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan volume dari perdagangan sebelumnya yaitu senilai Rp614,95 miliar dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri (ADMF04CCN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp85,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 Seri B (BEXI03BCN4) senilai Rp60,00 miliar dari 2 kali transaksi. Adapun untuk volume perdagangan terbesar urutan ketiga dan keempat berada pada Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017(SIBMTR01CN2) dan Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap III Tahun 2015 Seri C (ISAT01CCN3) yang mempunyai volume perdagangan masing-masing sebesar Rp50,00 miliar dengan 2 kali transaksi dan Rp25,00 miliar dengan 1 kali transaksi.
  • Nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari Selasa, tanggal 22 Januari 2019 ditutup menguat terbatas sebesar 6,50 pts (0,06%) di level 14220,00 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14185,00 hingga 14227,50 per Dollar Amerika. Penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah melemahnya nilai tukar mata uang regional. Mata uang Yen Jepang (JPY) dan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) merupakan mata uang yang mengalami penguatan ditengah melemahnya mata uang regional, masing-masing keduanya mengalami penguatan sebesar 0,16% dan 0,06% terhadap mata uang Dollar Amerika. Sedangkan untuk mata uang Ringgit Malaysia (MYR) mengalami pelemahan terbesar mata uang regional yaitu sebesar 0,46% yang diikuti mata uang Peso Filipina (PHP) dan mata uang Won Korea Selatan (KRW) yang mengalami pelemahan masing-masing sebesar 0,33% dan 0,24% terhadap mata uang Dollar Amerika.
  • Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ditutup dengan kondisi mengalami kenaikan terbatas sebesar 1 bps berada pada level 2,741%, serta Imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun menguat di level 3,061%. Namun hal ini tidak diimbangi dengan menguatnya kondisi pasar saham Amerika Serikat dimana indeks saham utamanya mengalami turun sebesar 122 bps di level 24404,48 (DJIA) dan indeks NASDAQ turun sebesar 191 bps berada pada level 7020,36. Adapun imbal hasil surat utang Inggris bertenor 10 tahun mengalami penurunan sehingga berada di level 1,32% sedangkan surat utang jerman dengan tenor 10  tahun juga turut mengalami penurunan sehingga berada pada level 0,228%.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder masih akan bergerak dengan arah perubahan yang beragam di tengah arah pergerakan nilai tukar rupiah dan respon terhadap pernyataan lambatnya proyeksi ekonomi global oleh Dana Moneter Internasional (IMF), serta hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara. Pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
  • Rekomendasi Dengan harga Surat Utang Negara yang masih berpeluang untuk mengalami kenaikan, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor diatas 7 tahun maka kami menyarankan kepada investor untuk mencermati beberapa Surat Utang Negara dan melakukan strategi trading untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga tersebut. Beberapa seri Surat Utang Negara yang perlu dicermati adalah berikut ini: FR0053, FR0069, FR0061, FR0070, FR0067 dan FR0065. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group