Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Januari 2018

Fixed Income Notes 23 Januari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 22 Januari 2018 kembali bergerak dengan mengalami kenaikan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 9 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3,9 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 9 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 20 - 40 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 9 bps dengan didorong oleh adanya koreksi  harga hingga sebesar 75 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin masih didukung oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga bergerak dalam tren kenaikan. Imbal hasil surat utang di kawasan regional pada perdagangan kemarin kembali bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan kecuali pada surat utang India, Jepang, dan China. 
  • Dengan pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami penurunan, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 8,5 bps di level 5,607%. Sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun masing - masing berada pada level 6,135% dan 6,948% mengalami kenaikan sebesar 6,5 bps dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun di posisi 6,621% mengalami kenaikan sebesar 6 bps dibandingkan dengan posisi penutupan di akhir pekan. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya terlihat mengalami kenaikan imbal hasil pada keseluruhan tenor seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang US Treasury di tengah penutupan pemerintah Amerika. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 3,106% didorong oleh koreksi harga sebesar 8 bps dan INDO-28 ditutup dengan kenaikan sebesar 2,5 bps di level 3,632%. Adapun imbal hasil dari INDO-38 dan INDO-48 ditutup naik sebesar 2 bps masing - masing di level 4,462% dan 4,397% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp11,46 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,92 triliun. Obligasi Negara seri FR0065 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, sekaligus yang paling aktif diperdagangkan, yaitu senilai Rp1,84 triliun dari 155 kali transaksi di harga rata - rata 100,76% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064, senilai Rp1,50 triliun dari 65 kali transaksi di harga rata - rata 99,23%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp563 miliar dari 5 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS009 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp266 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS013, senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,19%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp163,6 miliar dari 19 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B (BBIA01BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp50 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 102,09% diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Adira Finance Tahap II Tahun 2013 Seri C (ADMF02CCN2) senilai Rp30 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 103,66%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 34,00 pts (0,25%) di level 13350,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13324,00 hingga 13358,00 per dollar Amerika di tengah pergerakan nilai tukar mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Mata uang Dollar Singapura (SGD) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Ringgit Malaysia (MYR). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika, diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh perkiraan meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah berakhitnya penutupan pemerintah di Amerika terlihat dari mulai menurunnya imbal hasil dari US Treasury. 
  • Adapun dari faktor eksternal, penurunan imbal hasil surat utang global yang didorong oleh adanya kenaikan harga juga akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara hari ini. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,656% setelah mengalami titik tertinggi saat kesepakatan para senator untuk mengakhiri penutupan pemerintah. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 0,575% dan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru mengalami kenaikan di level 1,356%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada tren penurunan sehingga masih terbuka peluang untuk mengalami koreksi dalam jangka pendek. Hanya saja kombinasi dari faktor internal dan eksternal akan membatasi koreksi harga bahkan kami perkirakan akan berpeluang untuk mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami merekomendasikan kepada investor untuk melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung bergerak berfluktuasi. Adapun seri - seri yang masih menarik untuk diperdagangkan menurut kami, dengan pilihan pada seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, dan FR0072. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 10072018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 23 Januari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group