Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Februari 2018

Fixed Income Notes 23 Februari 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 22 Februari 2018 ditutup naik di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika serta menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara 
  • Perubahan imbal hasil cukup besar, berkisar antara 1 - 17 bps dengan adanya kenaikan imbal hasil yang cukup besar yang terjadi pada Surat Utang Negara bertenor menengah dan panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 17 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 55 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 6 - 10 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 55 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak mengalami kenaikan pada kisaran 1 - 17 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 135 bps. 
  • Perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin disebabkan oleh pelaku pasar yang didorong oleh hasil FOMC Minute yang meingkatkan sinyal terhadap rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR). Adapun rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika  diperkirakan akan terjadi kenaikan sebanyak 3 kali sepanjang tahun 2018 dimulai dari pada bulan depan. Semakin besarnya kemungkinan adanya kenaikan Fed Fund Rate, pelaku pasar hanya menunggu data ketenagakerjaan untuk menyakinkan kenaikan FFR pada bulan depan.   
  • Sementara itu, semakin menguatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika turut mendorong koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan di kemarin, sehingga berdampak pada pergerakan kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara. 
  • Hal tersebut turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana pada perdagangan kemarin perubahan imbal hasilnya hingga sebesar 9,5 bps di level 5,836% untuk tenor 5 tahun, sementara naik 20 bps di level 6,574% untuk tenor 10 tahun, adapaun ditutup naik 15 bps di level 7,028% untuk tenor 15 tahun dan naik sebesar 9 bps di level 7,297% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika kembali mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya, ditengah penurunan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik sebesar 3 bps didorong oleh koreksi harga sebesar 15 bps. Adapaun imbal hasil INDO-28 dan INDO-48 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 4,050% dan 4,654% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 30 bps dan 55 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 4,731% setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan pada perdagangan di hari Rabu. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,84 triliun dari 147 kali transaksi di harga rata - rata 96,93% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp2,74 triliun dari 359 kali transaksi di harga rata - rata 102,81%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp987,12 miliar dari 49 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Moratelindo Tahun 2017 Seri A (MORA01A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp245 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi TPS Food I Tahun 2013 (AISA01) senilai Rp93 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 99,33%.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 67,00 pts (0,48%) pada level 13685,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13643,00 hingga 13700,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regioanl terhadap dollar Amerika di tengah meningkatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2018. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Rupee India (INR). Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan tersebut juga telah mendorong terjadinya pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dalam sepekan terakhir dengan mata uang Rupee India Selatan mengalami pelemahan terbesar (1,70%) serta diikuti oleh Yen Jepang (1,13%) dan Dollar Singapura (0,99%). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya koreksi harga di tengah menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2018 menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan depan.  
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami penurunan di level 2,919% sementara itu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup turun pada level 3,205%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup turun pada level 0,707% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,718% sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) juga terlihat turun pada level 1,543% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,571%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi untuk tenor jangka pendek, sehingga arah pegerakan harganya dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung terbatas dan kemungkinan akan bergerak mendatar (sideways). Sedangkan untuk tenor panjang harga masih terlihat mengalami tren penurunan, namun harga Surat Utang Negara sudah berada di area oversold. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih akan bergerak berfluktuasi seiring dengan kondisi yang terjadi di pasar keuangan global dengan pilihan masih pada tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0056, FR0071, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03180528 (New Issuance), SPN 12190114 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 27 Februari 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group