Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Desember 2016

Fixed Income Notes 23 Desember 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 22 Desember 2016 bergerak bervariasi dengan perubahan tingkat imbal hasil yang terbatas di tengah rendahnya volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah terlihat mengalami penurunan sementara itu pada tenor penjang terlihat mengalami kenaikan imbal hasil yang terbatas.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 3 - 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang cenderung mengalami kenaikan imbal hasil namun masih terbatas pada kisaran 1 - 3 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 25 bps.
 
  • Harga Surat Utang Negara sempat mengalami kenaikan di awal perdagangan didukung oleh kenaikan prospek utang Indonesia dari stabil menjadi positif oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings seiring dengan adanya perbaikan struktural yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2015. Hal tersebut mendorong meningkatnya keyakinan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia meskipun mendapat tantangan dari ekonomi global yang belum stabil serta defisit anggaran yang masih dapat melebar di tengah pendapatan negara dari sektor pajak yang belum optimal.
 
  • Hanya saja kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga diwarnai oleh adanya koreksi harga terhadap beberapa Surat Utang Negara bertenor panjang sebagai antisipasi pelaku pasar jelang libur di awal pekan depan. Pelaku pasar juga terlihat menahan diri untuk melakukan transaksi yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar.
 
  • Secara keseluruhan, perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 7,47% dan seri acuan dengan tenor 20 tahun imbal hasilnya turun kurangd ari 1 bps di level 8,06%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun justru mengalami kenaikan dimana untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya naik kurang dari 1 bps di level 7,81% dan tenor 15 tahun naik sebesar 2 bps di level 8,05%.
 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan tingkat imbal hasilnya juga masih bervariasi dengan perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dimana imbal hasil tenor pendek yang masih cenderung mengalami kenaikan yang terbatas dan pada tenor menengah dan panjang yang terlihat mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 2,831%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 4,386% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 5,288% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp5,34 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,36 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,52 triliun dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 103,01% serta diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12170608 senilai Rp583 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 97,53%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp973,6 miliar dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank Pan Indonesia Tahap I Tahun 2016 (PNBN02CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rat 100,15% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 Seri B (ASDF03BCN2) senilai Rp134 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,07%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah ditutup melemah terbatas di level 13469,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 10,00 pts (0,07%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak dengan kecenderungan menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13406,00 - 13471,00, nilai tukar rupiah memimpin penguatan mata uang regional meskipun pada akhir sesi perdagangan ditutup dengan pelemahan. Penguatan nilai tukar rupiah di awal perdagangan kemarin turut didukung oleh faktor perbaikan prospek utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings. Mata uang regional bergerak bervariasi, dimana Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB).
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas di tengah minimnya katalis serta antisipasi pelaku pasar terhadap pendeknya hari perdagangan pada pekan depan. Dari dalam negeri, pergerakan harga Surat Utang Negara masih akan mendapatkan katalis dari kenaikan prospek utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings.
 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, imbal hasil surat utang global bergerak bervariasi sebagai respon pelaku pasar atas beberapa agenda ekonomi yang disampaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami kenaikan di level 2,553% setelah data pertumbuhan ekonomi Amerika di kuartal III yang tumbuh sebesar 3,5% dibayangi oleh meningkatnya data initial jobless claim yang bertambah sebesar 21 ribu pada sepekan terakhir.
 
  • Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup dengan mengalami kenaikan di level 0,261% di tengah kekhawatiran investor terhadap sistem perbankan di Italia. Bank Monte dei Paschi di Siena yang perupakan bank tertua di dunia akan mendapatkan paket bantuan dari pemerintah Italia setelah bank tersebut menyatakan bahwa akan kekurangan likuiditas dalam beberapa bulan kedepan apabila tidak mendapatkan penambahan modal.
 
  • Sedangkan imbal hasil surat utang Inggris (gilt) ditutup dengan mengalami penurunan di level 1,368% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,390%. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area konsolidasi akan mendorong pergerakan harga yang cenderung mendatar (sideways) dalam jangka pendek.
 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa faktor tersebut maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan adanya peluang terjadinya koreksi harga yang didorong oleh aksi ambil untung oleh investor jelang libur di awal pekan depan. Kami masih menyarankan strategi trading bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek dengan pilihan pada seri FR0032, FR0038, FR0069, ORI013 dan FR0053. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat mencermati seri - seri FR0064, FR0071, FR0058, FR0065 dan FR0067.
 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Hutama Karya Tahap I Tahun 2016 dan Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap III Tahun 2016.
 
  • PT Fitch Ratings Indonesia menaikkan peringkat PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dari "A+(idn)" menjadi "AA-(idn)".
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group