Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 Agustus 2017

Fixed Income Notes 23 Agustus 2017

  • Hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 22 Agustus 2017 jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan arah yang bervariasi dengan perubahan hingga sebesar 2 bps yang didorong oleh perubahan harga yang relatif terbatas yaitu sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menegah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin didorong oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Sempat bergerak terbatas di awal perdagangan, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan setelah hasil dari pelaksanaan lelang menunjukkan tingginya minat investor yang masuk pada lelang penjualan Surat Utang Negara yang tercermin pada jumlah penawaran yang masuk. Total penawaran yang masuk senilai Rp46,31 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang dilelang. 
  • Dari hasil lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp15,00 triliun dari keseluruhan seri Surat Utang Negara yang dilelang. Hasil dari lelang tersebut menjadi katalis positif di pasar sekunder, dimana harga Surat Utang Negara setelah pelaksanaan lelang mengalami kenaikan sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi masih terbatas menjelang pelaku pasar yang masih menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada malam hari-nya. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,543%, 6,855% dan 7,283%. Adapun untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 7,485%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya mengalami perubahan yang bervariasi di tengah  imbal hasil US Treasury yang ditutup naik pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 mengalami kenaikan yang terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,117% dan 3,600% didorong oleh adanya koreksi harga yang juga terbatas sebesar 1 bps dan 3 bps. Sedangkan imbal hasil INDO-37 dan INDO-47 mengalami penurunan yang terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,513% dan 4,534% setelah mengalami kenaikan harga yang relatif terbatas masing - masing sebesar 1 bps dan 5 bps. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di hari Selasa senilai Rp19,88 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Senin. Peningkatan volume perdagangan didorong oleh pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta positifnya hasil lelang tersebut mendorong pelaku pasar melakukan aksi beli di pasar sekunder pada perdagangan kemarin. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp7,55 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,28 triliun dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 108,87% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp2,76 triliun dari 116 kali transaksi di harga rata - rata 101,35%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp924,99 miliar dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2016 Seri A (NISP02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp245 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi I OTO Multiartha Tahub 2017 Seri B (OTMA01B) senilai Rp60 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,11%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 7,00 pts pada level 13344,00 per dollar Amerika. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13327,00 hingga 13349,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan penguatan mata uang regional yang dipimpin oleh Peso Philippina (PHP), Won Korea Selatan (KRW), dan Ringgit Malaysia di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Adapun Yen Jepang (JPY), Dollar Singapura (SGD), dan Dollar Hongkong (HKD) mengalami pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan mengalami kenaikan jelang keputusan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang telah memutuskan untuk menurunkan BI-7 Day Reverse Repo rate sebesar 25 bps dari level 4,75% menjadi 4,50% dengan suku bung adeposit facility turun 25 bps menjadi 3,75% dan lending facility turun 25 bps menjadi 5,25%. Penurunan suku bunga acuan ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga intrumen moneter lainnya. Kebijakan penurunan suku bunga tersebut konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan rendahnya realisasi dan prakiraan inflasi tahun 2017 dan 2018 yang berkisar pada sasaran Bank Indonesia. Adapun defisit transaksi berjalan yang terkendali dalam batas aman. Sementara itu dari faktor eksternal, meredanya risiko ekternal mengenai rencana kenaikan Fed Fund Rate dan normalisasi neraca bank sentral Amerika Serikat mendorong Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga sehingga akan menarik bagi investor asing maupun domestik. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat intermediasi perbankan sehingga mampu memperkokoh stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 
  • Selain dari sisi keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indoensia, kami melihat positifnya hasil lelang pada perdagangan kemarin masih akan menjadi katalis positif pada perdagangan hari ini. Namun perlu diperhatikan dari perdagangan surat utang global yang mengalami kenaikan akan menjadi katalis negatif, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,217% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup juga mengalami kenaikan pada level 3,600%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Bund) dengan tenor 10 tahun juga ditutup naik pada level 0,403% dan 1,091%. Dengan kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut, kami perkirakan akan turut mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga. Hanya saja kenaikan harga secara teknikal akan dibatasi oleh faktor pergerakan harga yang juga masih berada pada area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah mulai mengalami tren kenaikan untuk harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada beberapa seri yang kami lihat memiliki tingkat imbal hasil yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan seri lain yang mmeiliki tenor mendekati sama serta didukung oleh likuiditas yang cukup, diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0061, FR0070, FR0071, FR0065 dan FR0068. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp15,00 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03171123 (New Issuance), SPN12180511 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 22 Agustus 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group