Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

22 September 2017

Fixed Income Notes 22 September 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 20 September 2017 bergerak terbatas dengan kecenderungan      mengalami penurunan di tengah berlanjutnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang disampaikannya berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 7 - 12 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 8 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 5 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 35 bps. 
  • Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin masih cenderung mengalami penurunan walaupun terbatas didukung oleh positifnya hasil lelang penjualan Surat Utang Negara, adapun volume perdagangan mengalami penurunan dibandingkan perdagangan sebelumnya mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi jelang disampaikannya hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan disampaikan pada hari Rabu waktu setempat. Pelaku pasar masih menanti kebijakan bank sentral Amerika mengenai balance sheetnya serta suku bunga acuannya. 
  • Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang  Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 5,991% dan 7,233%. Adapun terhadap seri acuan dengan tenor 5 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 6,417%. Sementara itu seri acuan dengan tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 6,941%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan demominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami koreksi yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil. Kenaikan imbal hasil hingga sebesar 4 bps dimana tenor pendek mengalami kenaikan sedangkan tenor panjang mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 masing - masing mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 3,425% dan 4,401% setelah masing - masing mengalami koreksi harga sebesar 4,5 bps dan 7 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-20 yang ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 2,052% setelah mengalami koreksi harga sebesar 3 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-47 justru mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,397% didorong kenaikan harga sebesar 14 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,59 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,57 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,32 triliun dari 80 kali transaksi di harga rata - rata 103,53% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp1,74 triliun dari 35 kali transaksi di harga rata - rata 104,25%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,63 triliun dari 23 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I AKR Corporindo Tahap I Tahun 2017 Seri A (AKRA01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,21 triliun dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Semen Indonesia Tahap I Tahun 2017 (SMGR01CN1) senilai Rp124 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,94%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin kembali ditutup mengalami pelemahan walaupun terbatas sebesar pts 3,00 pts (0,02%) pada level 13282,00 per dollar Amerika pelemahan ini menjadi yang ketiga berturut - turut dalam sepekan. Bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13259,00 hingga 13285,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah di tengah mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Yen Jepang (JPY) dan diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) serta Dollar Singapura (SGD). Sedangkan pelemahan pada mata uang regional terjadi pada Peso Philippina (PHP) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi sebagai respon atas hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang disampaikan kemarin memberikan sinyal bahwa suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR) akan mengalami kenaikan pada Desember 2017. Terbatasnya perdagangan hari ini juga kami perkirakan pelaku pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia walaupun pelaku pasar memperkirakan bahwa suku bunga acuan tetap di level 4,5%. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,415% sebagai respon atas hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan mulai menstimulus balance sheetnya sebesar USD4,5 triliun secara bertahap dan adanya sinyal kenaikan suku bunga di akhir tahun 2017. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama masing - masing juga ditutup naik pada level 0,459% dan 1,373%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami kenaikan, maka akan berpeluang untuk mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara berada pada area overbought. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara yang cukup menarik untuk strategi trading seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, FR0074 serta FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 13032018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 26 September 2017. 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 pada tanggal 20 September 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group