Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

22 November 2017

Fixed Income Notes 22 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 21 November 2017 ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps dimana penurunn imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 4 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 6 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas hingga sebesar 1 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan hingga sebesar 1 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. 
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Pelaku pasar masih mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dimana pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah mengalami pergerakan yang berfluktuatif dengan ditutup mengalami stagnan dibandingkan pada perdagangan kemarin ditengah nilai tukar dollar Amerika serta euro mengalami pelemahan terhadap mata uang utama dunia setelah adanya upaya Kanselir Jeman Angela Merkel untuk membentuk pemerintahan koalisi tiga arah yang mengalami kegagalan, sehingga meningkatkan kekhawatiran seputar ketidakpastian politik di Jerman mendorong nilai tukar euro mengalami pelemahan. 
  • Dengan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan juga cenderung terbatas, dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan terbatas dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya masing - masing di level 6,182% dan 7,285%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun imbal hasilnya terlihat mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,589% dan 7,068%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya juga terlihat terbatas meskipun dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada seluruh tenor. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 ditutup dengan kenaikan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,254%, 3,607%, 4,467%, dan 4,528% setelah masing - masing mengalami koreksi harga sebesar 1 bps, 6 bps, 7 bps, dan 9 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan  kemarin terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan di hari Senin, yaitu senilai Rp7,83 triliun dari 47 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,66 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp857,2 miliar dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 102,55% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp818,9 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 103,24%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,43 triliun dari 45 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2017 (TBIG02CN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp188 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata- rata  100,24% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap I Tahun 2015 Seri B (FIFA02BCN1) senilai Rp180 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101,27%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup stagnan di level 13529,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan arah perubahan yang berfluktuasi pada kisaran 13524,00 - 13550,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah yang bergerak stagnan pada perdagangan kemarin di tengah penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) diikuti oleh Rupee India (INR) dan Ringgit Malaysia (MYR). Sementara itu hanya Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan didukung oleh nilai tukar rupiah yang berpeluang mengalami penguatan di tengah ketidakpasatian politik di Jerman serta pelemahan dollar Amerika yang akan menjadi katalis poisitif untuk nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia masih akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Sempat mengalami penguatan di tengah euro yang mengalami pelemahan didorong ketidakpastian politik di Jerman, hanya saja pelaku pasar mulai tidak menghiraukan ketidakpastian politik tersebut pada akhir perdagangan mendorong nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia mengalami pelemahan. Hal tersebut menjadi katalis bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di negara berkembang termasuk Surat Utang Negara Indonesia, karena dengan pelemahan mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasil dari surat utang negara berkembang menjadi lebih menarik. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari surat utang Amerika kembali ditutup dengan penurunan di tengah pelaku pasar yang menantikan FOMC Minutes. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,358% sementara itu untuk tenor 30 tahun ditutup turun pada kisaran 2,760%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,343% dan 1,273%. Hal tersebut kami perkirkan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek masih bergerak pada tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek peluang terjadinya kenaikan harga masih akan terjadi. Hanya saja tenor panjang sudah mulai mengalami tren sideways sehingga untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat akan mengalami pergerakan yang terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0069, ORI013, FR0071, FR0068, FR0053 dan FR0072. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp5,95 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 08052018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 21 November 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group