Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

22 Mei 2017

Fixed Income Notes 22 Mei 2017

  •    Kenaikan peringkat Indonesia menjadi layak investasi dari lembaga pemeringkat S&P mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan.
  •    Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor 2-8 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong olah adanya kenaikan harga sebesar 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga ditutup dengan perubahan yang bervariasi berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps. 
  •    Kenaikan harga juga turut dipengaruhi faktor nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Sementara itu Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat S&P. Peringkat ini menunjukkan adanya peningkatan peringkat utang Indonesia oleh S&P. Peringkat investment grade sudah diberikan sebelumnya oleh lembaga pemeringkat internasional yang lain yaitu Japan Credit Rating Agency—JSRA (Juli 2010), Fitch (Desember 2011), Moody’s (Januari 2012) dan Rating dan Investment (Oktober 2012). 
  •    Sehingga menyebabkan kenaikan harga yang juga berdampak terhadap penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi dengan kenaikan imbal hasil sebesar 2,5 bps di level 7,824% untuk tenor 20 tahun, mengalami kenaikan 3 bps di level 7,580% untuk tenor 15 tahun, sedangkan untuk tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 6,700% dan penurunan sebesar 3 bps di level 7,016% untuk tenor 10 tahun. 
  •    Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan mengalami penurunan pada keseluruhan seri di tengah tetapnya tingkat imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 2,452% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps, INDO-27 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 8 bps di level 3,741 dengan didorong kenaikan harga sebesar 65 bps, INDO-37 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 6 bps di level 4,755% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 85 bps, adapun INDO-47 mengalami penurunan sebesar 7,5 bps di level 4,702% setelah mengalami kanaikan harga hingga yang berkisar antara 125 bps. 
  •    Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp17,73 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp7,76 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,71 triliun dari 77 kali transaksi di harga rata - rata 101,33% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp2,58 triliun dari 141 kali transaksi di harga rata - rata 105,00%. Obligasi Negara seri FR0072 dan FR0074 menjadi obligasi yang paling sering diperdagangkan hingga sebanyak 141 dan 113 kali transaksi pada perdagangan di akhir pekan.
  •    Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,34 triliun dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap III Tahun 2017 Seri A (WSKT02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp500 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,11% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Protelindo Tahap I Tahun 2016 Seri A (PRTL01ACN1) senilai Rp268 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,28%. 
  •    Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 31,00 pts pada level 13325,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami perubahan yang cukup besar sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13298,00 hingga 13420,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap mata uang dollar Amerika. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD). Sedangkan hanya Won Korea Selatan (KRW) yang mengalami pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika. Sedangkan selama sepekan kemarin, Yen Jepang (JPY) masih memimpin penguatan terhadap mata uang dollar Amerika diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB). 
  •    Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya kenaikan harga seiring dengan meningkatnya peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat S&P akan masih menjadi katalis positif terhadap perdagangan hari ini serta tetapnya imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup flat pada level 2,33% seiring dengan tenor 30 tahun yang juga flat di level 2,90%. Kenaikan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang masing - masing ditutup naik pada level 0,36% dan 1,09% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,34% dan 1,06%. Imbal hasil surat utang regional bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada sebagian besar surat utang regional kecuali surat utang Korea Selatan yang justru mengalami penurunan meskipun terbatas. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap perdagangan Surat Utang Negara baik yang berdenominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  •    Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga dalam jangka pendek pergerakan harganya masih akan cenderung mendatar (sideways) dengan perubahan harga yang relatif terbatas. 
  •    Rekomendasi, Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor disarankan melakukan strategi trading ataupun hold, peluang adanya kenaikan harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan aksi ambil untung Surat Utang Negara yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik seperti seri FR0066, FR0069, FR0036, FR0038, FR0048, FR0031, dan FR0034 untuk tenor pendek dan FR0068, FR0072, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067 untuk tenor panjang.  
  •    Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp755 miliar.
  •    Indonesia mendapat peringkat Investment Grade dari S&P 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group