Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

22 Januari 2018

Fixed Income Notes 22 Januari 2018

  • Pergerakan imbal hasil surat utang global yang mengalami kenaikan turut mendorong bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan hari Jum'at, 19 Februari 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan tersebut berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada tenor panjang seri Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan masih cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 10 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan didukung oleh katalis negatif dari pasar surat utang regional maupun global yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil. Imbal hasil surat utang regional pada perdagangan di akhri pekan ditutup dengan kenaikan, kecuali surat utang India yang justru mengalami penurunan. Begitu pula surat utang global, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun kembali naik di kisaran 2,661% setelah meningkatnya kekhawatiran terhadap penutupan sementara pemerintahan Amerika, begitu pula imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris yang juga mengalami kenaikan. Selain itu, penurunan beberapa seri imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan didukung oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 1 bps di level 6,070%. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan masing - masing di level 6,564% dan 6,884%. Sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun justru mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 5,524% 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga mengalami kenaikan pada tenor keseluruhan tenor seiring dengan surat utang regional maupun global yang mengalami kenaikan imbal hasil. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik sebesar 2,5 bps di level 3,089% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 10 bps dan imbal hasil dari INDO-28 yang ditutup naik sebesar 4 bps di level 3,604% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 dan INDO-48 ditutup naik sebesar 3 bps masing - masing di level 4,439% dan 4,375% setelah mengalami koreksi harga sebesar 45 bps dan 50 bps. 
  •  Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp11,13 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,46 triliun. Surat Perbendaharaan Negara seri SPN03180417 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,06 triliun dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 99,11% dan diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12190104 senilai Rp970 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 95,61%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp2,58 triliun dari 7 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,11 triliun dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,65% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS009, senilai Rp1,07 triliun dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp853,7 miliar dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Hutama Karya Tahap III Tahun 2017 Seri A (PTHK01ACN3) menjadi obligasi korporasi denham volume perdagangan terbesar, senilai Rp180 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,86% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) senilai Rp65 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 104,11%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 31,00 pts (0,23%) pada level 13316,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13283,00 hingga 13370,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang bergerak mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Ringgit Malaysia (MYR). Sementara itu hanya Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di akhir pekan kemarin . Namun demikian, dalam sepekan terakhir, mata uang Yuan China memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Ringgit Malaysia dan Dollar Taiwan. Adapun mata uang Peso Philippina dan Rupee India menjadi mata uang yang mengalami pelemahan terbesar dalam sepekan terakhir. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah kemungkinan berlanjutnya pelemahan dollar Amerika seiring dengan kekhawatiran adanya penutupan sementara pemerintahan Amerika. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,661% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,624% merespon sorotsn terhadap berita poltik. Kenaikan imbal hasil US Treasury salah satunya didorong oleh aksi jual oleh investor di tengah kekhawatiran terhadap penutupan sementara pemerintah Amerika. Penurunan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing di level 0,576% dan 1,342%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis negatif bagi perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, pergerakan harga Surat Utang Negara yang bergerak pada area jenuh beli (overbought) kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara yang terbatas dalam jangka pendek dengan harga Surat Utang Negara mengalami tren penurunan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mendatar, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi beli secara bertahap di saat harga Surat Utang Negara mengalami penurunan dan melakukan jual di saat harga surat utang mengalami kenaikan dengan pilihan pada seri yang masih menarik seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, ORI013, FR0074, FR0068 dan FR0072. 
  •  Pada sepekan kedepan terdapat tujuh surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp43,787 triliun.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat “idBBB+” untuk MTN PT Finansia Multi Finance

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group