Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

22 Februari 2017

Fixed Income Notes 22 Februari 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 21 Februari 2017 kembali mengalami kenaikan seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global.

 

  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2,6 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 10 tahun.

 

  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 8 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 2 - 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 7 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 - 35 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 8 bps setelah mengalami adanya koreksi harga hingga sebesar 55 bps.

 

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam tiga hari berturut - turut di tengah pelaku pasar yang menantikan disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes) serta spekulasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR) pada bulan Maret 2017. Hal tersebut mendorong pelaku pasar untuk sementara waktu melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya koreksi harga.

 

  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 6 bps di level 7,255% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,560%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,850% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 8,120%.

 

  • Koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap pelaksanaan lelang Sukuk Negara, dimana mempengaruhi terhadap jumlah penawaran yang masuk serta tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor. Pada lelang kemarin, total penawaran yang masuk senilai Rp10,38 triliun turun ibandingkan dengan lelang sebelumnya yang senilai Rp19,36 triliun. Dari lelang tersebut, pemerintah memutuskan untuk memenangkan lelang senilai Rp6,015 triliun sedikit di atas target indikatif yang sebesar Rp6 triliun.

 

  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perdagangan yang terjadi begitu ramai jelang dibukanya kembali perdagangan di pasar keuangan Amerika setelah libur perdagangan di hari Senin. Dari beberapa seri yang diperdagangkan terlihat mengalami kenaikan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps di level 2,494% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps dan imbal hasil dari INDO-43 yang juga ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps di level 4,624% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp11,13 triliun dari 43 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,52 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,45 triliun dari 65 kali transaksi di harga rata - rata 96,05% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR68 senilai Rp1,18 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 102,46%.

 

  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp829,1 miliar dari 31 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Protelindo Tahap I Tahun 2016 Seri A (PRTL01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp295 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 100,12% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 (BNLI01SBCN2) senilai Rp77 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 101,08%.

 

  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan dalam tiga hari berturut - turut di level 13372,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 18,00 pts (0,13%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak melemah sepanjang  sesi perdagangan pada kisaran 13359,00 hingga 13377,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD).

 

  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia.

 

  • Nilai tukar rupiah yang telah beregrak dengan mengalami penurunan dalam tiga hari terakhir kembali berpeluang mengalami pelemahan didukung oleh menguatnya dollar Amerika serta indikator teknikal yang menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah mulai memasuki tren pelemahan terhadap dollar Amerika. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi investor asing untuk mulai antisipasi dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga akan mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

 

  • Selain itu penurunan harga Surat Utang Negara masih berpeluang terjadi di tengah spekulasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika pada pertemuan di bulan Maret 2017. Sementara itu dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,431% setelah sempat menyentuh level 2,457% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,416% di tengah investor yang menantikan disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,301% dan 1,235%. Kenaikan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.

 

  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada area konsolidasi dengan adanya sinyal perubahan tren dari tren naik menjadi tren turun pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 10 tahun dimana hal tersebut akan membuka peluang terjadinya koreksi harga pada tenor - tenor tersebut.

 

  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adpaun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013, FR0053 dan FR0070. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, dapat memanfaatkan momentum koreksi harga untuk melakukan akumulasi secara bertahap, dengan beberapa seri pilihan diantaranya adalah FR0064, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065 dan FR0068.

 

  • Pemerintah meraup dana senilai Rp6,015 triliun dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08082017 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group