Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

22 Desember 2017

Fixed Income Notes 22 Desember 2017

  • Keputusan lembaga pemeringkat Fitch untuk menaikkan peringkat utang Indonesia dengan prospek stabil menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 21 Desember 2017.
  •  Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2,5 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada seluruh tenor. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 3 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 8 bps didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 40 bps. Sedangkan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Fitch Rating menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan prospek stabil. Perubahan prospek dari positif menjadi stabil seiring dengan kenaikan peringkat menjadi BBB. Kenaikan peringkat dari Fitch tersebut sejalan dengan keputusan sebelumnya yang menaikkan prospek utang Indonesia dari stabil menjadi positif pada Desember 2016. Fitch melihat bahwa faktor yang mempengaruhi kenaikan peringkat tersebut diantaranya adalah meningkatnya ketahanan ekonomi Indonesia menghadapi guncangan eksternal  yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan kamroekonomi juga secara konsisten bertujuan untuk menjaga stabilitas. Sementara itu kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel yang diterapkan sejak pertengahan tahun 2013 mendorong meningkatnya cadangan devisa, dimana hingga akhir November 2017 mencapai US$126 miliar yang mampu untuk membiayai neraca pembayaran hingga 7 bulan, dimana untuk rata - rata dalam peringkat BBB adalah 6 bulan. Kebijakan moneter juga secara efektif mampu menahan gejolak terjadinya aliran modal asing yang keluar dari Indonesia. Selain itu, kebijakan makro prudensial juga mampu menahan lonjakan utang luar negeri korporasi. Fokus terhadap stabilitas makro juga tercermin pada asumsi anggaran yang kredibel dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian, meskipun ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi faktor eksternal mengalami peningkatan, tantangan eksternal masih tetap ada, termasuk adanya tekanan terhadap pasar yang muncul dalam kaitannya dengan kebijakan Bank Sentral Amerika.
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 4,5 bps di level 5,964%, imbal hasil 10 tahun turun 6 bps di level 6,390%, adapun imbal hasil  tenor 15 tahun turun 5 bps di level 6,970% dan 20 tahun imbal hasilnya turun sebesar 4 bps di level 7,190%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global dan regional. Imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 masing - masing mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 4,449% dan 4,455% setelah mengalami koreksi harga sebesar 9 bps dan 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 2,379%. Sementara imbal hasil dari INDO-27 relatif tidak bergerak dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 3,594%.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp21,98 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,70 triliun. Hal tersebut mencerminkan bahwa pelaku pasar lebih banyak melakukan transaksi pada Surat Utang Negara di luar seri acuan. Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp10,10 triliun dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 115,31% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,46 triliun dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 112,67%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp672 miliar dari 4 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS009 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp367 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,22% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp220 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,93%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,61 triliun dari 54 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan II Summarecon Agung Tahap II Tahun 2017 (SMRA02CN2) ) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp775 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Surya Semesta Internusa Tahap I Tahun 2016 Seri A (SSIA01ACN1) senilai Rp208 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,34%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan penguatan sebesar 24,00 pts (0,17%) di level 13555,00 per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada rentang perubahan di kisaran 13538,00 hingga 13568,00 per dollar Amerika. Mata uang regional pada perdagangan kemarin bergerak cukup bervariasi terhadap dollar Amerika, dimana penguatan terhadap mata uang dollar Amerika diantaranya didapati pada Rupiah Indoensia (IDR) dan Peso Philippina (PHP). Adapun mata uang yang mengalami pelemahan diantaranya adalah Won Korea Selatan (KRW) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh katalis positif dari keputusan lembaga pemeringkat Fitch yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia. Kenaikan peringkat tersebut akan menjadi katalis positif bagi pasar surat utang di tengah adanya tantangan dari faktor eksternal seperti pengetatan kebijakan moneter oleh beberapa Bank Sentral negara - negara maju. Hingga akhir tahun 2017, pasar surat utang masih akan kondusif didorong oleh katalis kenaikan peringkat tersebut, masih tingginya likuiditas perbankan serta kebutuhan dari Industri Keuangan Non Bank untuk memenuhi peraturan OJK. 
  • Adapun imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,484% dari posisi penutupan sebelumnya di kisaran 2,501% setelah DPR memilih menyetujui reformasi pajak Amerika. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup naik masing - masing di level 0,416% dan 1,259%. Hal tersebut kami perkirakan masih akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih menunjukkan pergerakan yang sideways, sehingga harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek masih akan mengalami pergerakan terbatas juga didorong oleh harga Surat Utang Negara yang sudah memasuki area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa faktor tersebut, maka kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Di tengah masih berfluktuasinya pergerakan harga Surat Utang Negara, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga dalam jangka pendek, dengan pilihan pada seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, ORI013, FR0068 dan FR0072.
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Mayora Indah Tahap II Tahun 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group