Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

22 Agustus 2017

Fixed Income Notes 22 Agustus 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 21 Agustus 2017 bergerak bervariasi di tengah penurunan imbal hasil yang terjadi di pasar surat utang global serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cenderung mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan tenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 7 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps seiring dengan terbatasnya perubahan harga yang hanya berkisar antara 4 - 6 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 65 bps. 
  • Cukup bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Penurunan imbal hasil terhadap beberapa Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didukung oleh penyampaian postur RAPBN 2018 oleh pemerintah  pada hari rabu pekan lalu yang menjadi katalis positif pada beberapa hari perdagangan. Penurunan imbal hasil tersebut menandakan adanya kepercayaan pelaku pasar terhadap rancangan tersebut dimana beberapa analis mengatakan RAPBN 2018 ini terbilang cukup optimis dimana terlihat asumsi makro pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,4% dengan target defisit anggaran untuk tahun 2018 di targetkan sebesar 2,19% atau sebesar Rp 325,9 triliun, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan APBN-P 2017 yang sebesar 2,92% dan outlook APBN-P 2017 yang sebesar 2,67%. Besarnya target penerimaan pajak dan rendahnya belanja membuat angka defisit relatif lebih rendah dibandingkan tahun 2017. Adapun spekulasi para analis terhadap penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 bps pada level 4,50% yang akan terjadi pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari ini turut mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin, dengan adanya penurunan suku bunga maka meningkatkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga akan menambah kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya menambah kemampuan mereka untuk emlakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi. 
  • Meskipun bergerak bervariasi, perubahan harga pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 7,295% dan 7,511%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, imbal ditutup turun sebesar 1,5 bps pada level 6,555%. Sedangkan untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya terlihat tidak banyak mengalami perubahan pada level 6,867%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Seiring dengan kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan surat utang global, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami kenaikan harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 masing - masing ditutup dengan mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 3,597% dan 4,514% setelah mengalami kenaikan harga yang terbatas juga berkisar antara 3 - 5 bps. Sedangkan INDO-20 dan INDO-47 imbal hasilnya terlihat tidak banyak mengalami perubahan masing - masing pada level 2,121% dan 4,537%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,18 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,34 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, yang senilai Rp13,82 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,29 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 101,46% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp1,25 triliun dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 113,80%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp442,3 miliar dari 25 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Sumber Alfaria Trijaya Tahap II Tahun 2015 Seri B (AMRT01BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp119 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 103,33% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap II Tahun 2016 Seri C (BBRI01CCN2) senilai Rp60 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 104,11%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 12,00 pts (0,09%) pada level 13351,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13348,00 hingga 13360,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Rupee India (INR). Sedangkan hanya Baht Thailand (THB) dan Yuan China (CNY) yang mengalami pelemahan mata uang regional. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara maih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 22 Agustus 2017 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0059, FR0074 dan FR0075. Namun, peluang untuk kenaikan harga pada seri - seri Surat Utang Negara lainnya masih terbuka, dimana beberapa analis memperkirakan pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini, Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di level 4,50%, hal ini kami perkirakan akan menjadi katalis positif pada perdagangan hari. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan penurunan pada perdagangan kemarin juga akan menjadi katalis positif untuk pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,183% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama yang ditutup turun masing - masing pada level 0,391% dan 1,074%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga seri-seri Surat Utang Negara masih mengalami tren kenaikan harga Surat Utang Negara untuk jangka pendek, namun kenaikan harga Surat Utang Negara akan dibatasi oleh harga Surat Utang Negara yang telah memasuki area jenuh beli (overbought) yang mendorong peluang adanya aksi ambil untung oleh pelaku pasar. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, ORI013, FR0065 dan FR0068. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03171123 (New Issuance), SPN12180511 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 22 Agustus 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group