Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

21 November 2017

Fixed Income Notes 21 November 2017

  • Stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing dorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 20 November 2017. 
  • Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,4 bps dimana penurunan imbal hasil tersebut terlihat pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan sebesar 2 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 4 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 8 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil juga didukung dengan masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing di Surat Berharga Negara, dimana hingga tanggal 17 November 2017, investor asing telah melakukan akumulasi pembelian Surat Berharga Negara di bulan November 2017 senilai Rp19,29 triliun dan di sepanjang tahun 2017 senilai Rp149,68 triliun dengan jumlah kepemilikan senilai Rp815,49 triliun atau setara dengan 38,57% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. Dengan belum adanya sinyal bahwa Bank Sentral Amerika akan tergesa - gesa untuk kembali menaikkan suku bunga acuan, mendorong investor asing untuk masuk pada instrumen yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi seperti yang ditawarkan oleh Surat Utang Negara. 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil tersebut, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 6,178% (-1 bps), tenor 10 tahun berada pada level 6,593% (-1 bps), tenor 15 tahun di level 7,070% (-3 bps), dan tenor 20 tahun di level 7,284% (-1 bps). 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan di tengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor panjang. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 1 bps di level 2,251% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 3 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 4,5 bps pada level 3,600% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps dan imbal hasil dari INDO-47 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,523% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 50 bps. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir peka, yaitu senilai Rp6,42 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,80 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,19 triliun dari 45 kali transaksi di harga rata - rata 102,82% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp612,9 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 103,33%.
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,60 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2017 Seri A (BFIN03ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp840 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap II Tahun 2017 Seri A (ISAT02ACN2) senilai Rp594 miliar dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat  terbatas sebesar 2,00 (0,01%) di level 13529,00 per dollar Amerika setelah bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13508,00 hingga 13542,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Rupee India (INR) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, sementara itu mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas didukung oleh pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mulai bergerak terbatas pada perdagangan kemarin. Adapun nilai tukar rupiah yang juga terlihat bergerak terbatas serta pergerakan surat utang global yang bervariasi akan mendorong terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara. 
  • Sementara imbal hasil dari US Treasury kembali ditutup dengan kenaikan pada perdagangan awal pekan ini. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,368% dari posisi penutupan di akhir pekan lalu yang berada pada kisaran 2,391% begitu pula dengan imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 2,782%. 
  • Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,363% dari posisi penutupan di akhir pekan di level 0,365% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup turun pada level 1,296%. Sementara dari lelang penjualan Sukuk Negara yang akan dilaksanakan pada hari ini, pemerintah mentargetkan penerbitan senilai Rp6 triliun dari lima seri Sukuk Negara yang ditawarkan kepada investor. Seiring dengan penurunan imbal hasil dari Surat Utang Negara, kami perkirakan investor akan tertarik untuk mengikuti lelang pada hari ini dikarenakan selisih imbal hasil yang cukup menarik yang ditawarkan oleh Sukuk Negara dibandingkan dengan Surat Utang Negara dengan tenor yang sama. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga, masih berpeluang mendorong terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. Hanya saja, harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat akan mengalami perubahan tren dari tren kenaikan menjadi tren penurunan. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang belum mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi di saat seri lainnya telah mengalami kenaikan sehingga menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0071, FR0073, ORI013, FR0065, FR0068, dan FR0072. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08052018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 21 November 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group