Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

21 Juni 2018

Fixed Income Notes 21 Juni 2018

  • Minimnya katalis dari dalam dan luar negeri menyebabkan terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu, 20 Juni 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan arah perubahan tingkat imbal hasil yang cukup bervariasi meskipun dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas hingga sebesar 1 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 60 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri dimana dari dalam negeri pasar sekunder baru kembali dibuka jelang libur nasional. 
  • Terbatasnya pergerakan harga kami perkirakan juga turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan beberapa data ekonomi penting dari dalam dan luar negeri yang akan disampaikan pada pekan depan seperti data sektor tenaga kerja Amerika yang akan disampaikan pada hari Kamis waktu setempat serta data Neraca Pembayaran Indonesia bulan Mei tahun 2017 yang akan disampaikan pada pekan depan. Kondisi tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang kecil pada perdagangan kemarin. 
  • Sehingga secara keseluruhan, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 6,963% dan 10 tahun turun sebesar 1,5 bps di level 7,261% serta menyababkan terjadinya penurunan imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing kurang dari 1 bps di level 7,637% dan 7,653%. 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya mengalami penurunan didukung oleh US Treasury yang mengalami penurunan imbal hasil pada saat sebelum libur nasional. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-43 masing - masing mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,119% dan 5,140% didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 4,5 bps dan 15 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-48 terlihat mengalami penurunan sebesar 3,5 bps masing - masing di level 4,454% dan 4,995% setelah didorong oleh kenaikan harga sebesar 25 bps dan 50 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp855 miliar dari 15 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp121 miliar. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp410 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 103,35% yang diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0074, senilai Rp225 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 98,85%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp397 miliar dari 20 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2016 Seri B (BBRI01BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp60 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,39% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Bank Victoria II Tahun 2012 (BVIC02SB) senilai Rp60 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,02%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup tidak bergerak dibandingkan pedagangan sebelum libur nasional pada level 13932,00 per dollar Amerika. Tetapnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Yuan China (CNY). Sementara itu Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Yen Jepang (JPY) 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih bervaraisi. 
  • Peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh faktor eksternal, dimana imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada kisaran 2,937%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,382% dan 1,290%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Hanya saja koreksi harga masih akan dibatasi oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara yang masih bergerak dalam tren kenaikan harga yang terjadi pada tenor tenor panjang sementara tenor pendek maupun menengah masih mengalami tren sideways. Kondisi tersebut akan membatasi peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan ini terlebih pelaku pasar masih akan menantikan data ekonomi domestik yang akan disampaikan pada pekan depan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung beregrak berfluktuasi pada rentang perubahan harga yang relatif terbatas. Kami masih menyarankan beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cukup menarik untuk diperdagangkan seperti seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0074, ORI013, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk menegaskan peringkat PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dan Obligasi di “idAA-”. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk menegaskan peringkat “idA+” untuk PT Timah Tbk dan Obligasi serta Sukuk-nya.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group