Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

21 Juli 2017

Fixed Income Notes 21 Juli 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 20 Juli 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 4 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 7 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 1,5 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 2 - 7 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps. 
  • Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Pergerakan imbal hasil yang terjadi relatif terbatas di dorong oleh tidak cukup aktifnya investor melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak cukup besar. Setelah mengalami penurunan harga yang cukup besar pada awal pekan, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak naik dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal telah menjauhi area jenuh beli (overbought). 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, tidak sejalan dengan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,735% (+1,5 bps), tenor 10 tahun ditutup pada level 6,909% (+1,0 bps), tenor 15 tahun ditutup pada level 7,353% (+1,0 bps) dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,594% (-1,0 bps). 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasilnya. Perubahan imbal hasil yang terjadi rata - rata kurang dari 1 bps dimana untuk INDO-20 imbal hasilnya ditutup pada level 2,253%, imbal hasil dari INDO-27 ditutup pada level 3,750% dan imbal hasil dari INDO-37 ditutup pada level 4,612%. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-47 ditutup pada level 4,577%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,09 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,17 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp1,14 triliun dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 107,23% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp657 miliar dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 100,98%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp993,58 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan II Tower Bersama Infrastucture Tahap II Tahun 2017 (TBIG02CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp360 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Impack Pratama Industri Tahun 2016 Seri B (IMPC01B) senilai Rp180 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,06%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah di level 13333,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 13,00 pts dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak bervariasi pada kisaran 13313,00 hingga 13337,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan minimnya katalis dari dalam maupun dari luar negeri, namun masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh katalis dari pasar surat utang global. Imbal hasil dari surat utang global terlihat mengalami penurunan di tengah pelaku pasar yang masih mencermati hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa. Adapun dari dalam negeri Rapat Dewan Gubernur Indonesia memutuskan untuk memeprtahankan BI 7D reverse repo rate sebesar 4,75%, kebijakan ini sejalan dengan upaya Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan ekonomi ditengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan kondisi ekonomi domestik yang terjaga.  
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup tidak bergerak di level 2,27% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 2,83%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 0,53%, sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 1,20% di tengah rencana dari Bank Sentral Eropa yang akan mulai menurunkan stimulus sebagaimana yang mereka sampaikan pada Rapat Dewan Gubernur kemarin. Penurunan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan menjadi katalis yang mendorong kenaikan harga di pasar sekunder. Hanya saja, kami meliat bahwa kenaikan harga Surat Utang Negara juga akan didorong oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang menjauhi area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang mendekati sama diantaraya adalah seri FR0066, FR0032, FR0059, FR0073, dan FR0074. Untuk seri - seri tersebut pelaku pasar dapat mulai melakukan profit taking dan menukarnya dengan seri - seri yang relatif masih memberikan imbal hasil yang menarik seperti seri FR0069, FR0036, FR0031, ORI013, dan FR0034.
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03171026 (New Issuance), SPN12180412 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 25 Juli 2017. 
  • Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara seri PBS-005 pada tanggal 20 Juli 2017 dengan cara private placement.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group