Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

21 Desember 2017

Fixed Income Notes 21 Desember 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 20 Desember 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri.
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 11 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 2 bps dengan adanya kenaikan harga terbatas hingga sebesar 4 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 2 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. 
  • Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Adapun didorong oleh investor yang tidak cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang kecil. Adapun harga Surat Utang Negara cenderung bergerak terbatas seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal telah berada pada area jenuh beli (overbought). Pelaku pasar mencoba mencari katalis lain yang mampu menjadi faktor pendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Sementara itu dari luar negeri pelaku pasar masih menantikan hasil dari rapat mengenai RUU reformasi Amerika yang dikhawatirkan tidak membawa dampak terhadap pertumbuhan Amerika Serikat. 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,010% (1,0 bps), tenor 10 tahun ditutup pada level 6,450% (-1,0 bps), tenor 15 tahun ditutup pada level 7,023% (-1,0 bps) dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,230% (-1,0 bps). 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasilnya di tengah kenaikan surat utang global pada perdagangan kemarin. Perubahan imbal hasil yang terjadi rata - rata kurang dari 1 bps dimana untuk INDO-20 imbal hasilnya ditutup naik pada level 2,363% dan imbal hasil dari INDO-37 ditutup pada level 4,442%. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 ditutup naik sebesar 1,5 bps masing - masing pada level 3,596% dan 4,448% dengan didorong koreksi harga sebesar 15 bps dan 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,54 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,00 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp1,38 triliun dari 41 kali transaksi di harga rata - rata 113,96% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,18 triliun dari 43 kali transaksi di harga rata - rata 104,5%. Adapun kedua seri Obligasi Negara tersebut juga menjadi Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp563,05 miliar dari 6 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp232 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 101,01% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp210 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,6%
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,9 triliun dari 69 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan I Hutama Karya Tahap II Tahun 2017 (PTHK01CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,24% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Lautan Luas Tahap II Tahun 2017 Seri A (LTLS02ACN2) senilai Rp165 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas di level 13579,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 3,00 (0,02%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak terbatas pada kisaran 13576,00 hingga 13586,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya arah perubahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penguatan. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW). Sementara itu Yen Jepang (JPY) dan Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang dollar Amerika seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak utamanya terhadap pertumbuhan Amerika Serikat. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh penguatan nilai tukar walaupun terlihat masih akan terbatas. Imbal hasil dari surat utang global kembali mengalami kenaikan di tengah pelaku pasar yang mencermati hasil reformasi pajak Amerika. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 2,501% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 2,878%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup naik pada level 0,408% dan 1,254%. Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren sideways. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan mendorong harga Surat Utang Negara bergerak terbatas. Adapun, kami melihat bahwa pergerakan  harga Surat Utang Negara juga akan dibatasi oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang mendekati sama diantaraya adalah seri FR0032, FR0038, FR0059, FR0064 dan FR0076. Untuk seri - seri tersebut pelaku pasar dapat mulai melakukan profit taking dan menukarnya dengan seri - seri yang relatif masih memberikan imbal hasil yang menarik seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0068 dan FR0072.
  • Peringkat “idBBB+” dengan prospek stabil diberikan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia untuk Mitra Bisnis Keluarga Vemtura

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group