Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

21 Agustus 2017

Fixed Income Notes 21 Agustus 2017

  • Berlanjutnya akumulasi pembelian Surat Utang Negara di tengah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Jum'at, 18 Agustus 2017 jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  •  Imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,5 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 8 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 7 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang juga mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin didukung oleh masih berlanjutnya aksi pembelian oleh investor di tengah stabilnya persepsi resiko Surat Utang Indonesia pada sepekan kemarin. Angka CDS 5 tahun yang mencerminkan persepsi resiko pada perdagangan di hari Jum'at berada pada kisaran 111 bps, terlihat stabil dibandingkan dengan posisi di saat adanya ketegangan geopolitik. Selain itu, kembali menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika juga menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara. Adapun investor juga terlihat aktif melakukan perdagangan yang tecermin pada tingginya volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari Selasa dimana pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan masih akan berada pada level 4,75%. 
  • Dengan adanya kenaikan harga tersebut, maka telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 3,5 bps di level 6,571% untuk tenor 5 tahun, sebesar 1,5 bps di level 6,864% untuk tenor 10 tahun, sebesar 1 bps di level 7,301% untuk tenor 15 tahun dan sebesar 2 bps di level 7,514% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga mengalami penurunan meskipun sempat dibayangi oleh kenaikan imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan di hari Kamis. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut bergerak dengan mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 3,602% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 ditutup turun sebesar 1 bps masing - masing di level 4,518% dan 4,537% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 15 bps dan 20 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 2,128% setelah mengalami koreksi harga terbatas sebesar 1,5 bps 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp13,82 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,45 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,77 triliun dari 98 kali transaksi di harga rata - rata 84,51% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp2,16 triliun dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 109,09%.
  • Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dileporkan senilai Rp2,6 triliun dari 18 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di akhir pekan. Obligasi Berkelanjutan I WOM Finance Tahap III Tahun 2015 Seri B  (WOMF01BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,4 triliun dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,69% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II Tahun 2017 Seri D (BMRI01DCN2) senilai Rp44 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 81,05%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup pada level 13362,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 12,00 pts (0,09%) setelah bergerak bervariasi pada kisaran 13357,00 hingga 13370,00 per dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB). Sementara itu mata uang Won Korea Selatan (KRW), Peso Philippina (PHP), dan Dollar Taiwan (TWD) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Namun demikian, dalam sepekan terakhir, nilai tukar mata uang regional bergerak dengan kecenderungan mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh Peso Philippina (PHP) dan Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong kenaikan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun dan imbal hasil Gilt dengan tenor 10 tahun. Adapun dari dalam negeri harga Surat Utang Negara kami perkirakan akan mengalami penurunan jelang pelaksanaan lelang SUN pada hari Selasa. 
  • Adapun dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury pada akhir pekan kemarin ditutup bervariasi, dimana untuk tenor 10 tahun naik di level 2,197% dan tenor 30 tahun turun di level 2,779%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 0,416% sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 1,093%. Bervariasinya pergerakan imbal hasil dari surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga seri-seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek terlihat mengalami tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara seri-seri tenor pendek kami perkirakan masih akan bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan namun akan dibatasi oleh sinyal harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek yang sudah memasuki area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami perkirakan rawan terjadinya aksi ambil untung adalah sebagai berikut FR0066, FR0032, FR0038, FR0059, FR0074, dan FR0075. Adapun seri - seri yang masih cukup menarik untuk diakumulasi adalah FR0069, FR0053, ORI013 untuk tenor pendek dan FR0070, FR0065, FR0068 serta FR0072 untuk pilihan pada tenor panjang. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp425 miliar.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menarik peringkat PT Bima Multi Finance dan Obligasi Berkelanjutan perusahaan. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group