Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

20 September 2018

Fixed Income Notes 20 September 2018

  • Pada perdagangan hari Rabu, 19 September 2018, harga Surat Utang Negara melanjutkan kenaikan seiring dengan berlanjutnya aksi beli oleh investor. 
  • Perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 5 bps hingga 85 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 1 bps hingga 15 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 5 bps. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang terbatas hingga sebesar 5 bps. Sementara itu untuk tenor menengah terlihat mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Sedangkan untuk tenor panjang, penurunan imbal hasil yang terjadi terlihat lebih besar, berkisar antara 3 - 15 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 85 bps. 
  • Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi beli Surat Utang Negara di pasar sekunder oleh investor dengan adanya katalis tren pergerakan harga Surat Utang Negara yang bergerak mengalami kenaikan dalam beberapa perdagangan terakhir. Kenaikan harga juga didukung oleh peningkatan volume perdagangan, meskipun pada saat yang sama tingkat imbal hasi surat utang global bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika yang terjadi pada perdagangan kemarin tidak menjadi penghalang bagi investor untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 14 bps di level 8,212% dan tenor 20 tahun sebesar 10 bps di level 8,786%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 9 bps di level 8,508% dan tenor 5 tahun sebesar 5 bps di level 8,147%.
  • Kondisi berbeda didapati pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, dimana sebagaimana kami perkirakan bahwa pergerakan harganya cenderung mengalami penurunan seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Harga dari INDO23 mengalami penurunan sebesar 9 bps sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya sebesar 2 bps di level 4,130%. Sementara itu harga dari INDO28 mengalami penurunan sebesar 15 bps sehingga mendorong kenaikan imbal hasilnya sebesar 2 bps di level 4,531%. Adapun harga dari INDO43 mengalami penurunan sebesar 45 bps sehingga menyebabkan kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 3 bps di level 5,140%.
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,19 triliun dari 41 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,39 triliun. Sukuk Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp167,35 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,70% dengan diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS015 senilai Rp148 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 85,91%. Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara, Obligasi Negara seri FR0072 ditransaksikan senilai Rp1,64 triliun dari 95 kali transaksi di harga rata - rata 95,21% dan diikuti oleh perdagangan seri FR0064 senilai Rp1,57 triliun dari 67 kali transaksi di harga rata - rata 86,14%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,023 triliun dari 50 seri obligasi yang diperdagangkan. Obligasi II Telkom Tahun 2010 Seri B (TLKM02B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp160 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 103,52% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2018 (TBIG03CN1) senilai Rp100 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,00%.
  • Sementara itu nilai tukar Rupiah ditutup dengan mengalami pelemahan sebesar 20,00 pts (0,13%) di level 14875,00 per Dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14870,00 hingga 14915,00 per Dollar Amerika, Rupiah memimpin pelemahan mata uang regional. Selain Rupiah, mata uang Yen Jepang (JPY) juga mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika dan diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR). Sedangkan mata uang Rupee India (INR) pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika, sebesar 0,51% dan diikuti oleh mata uang Baht Thailand (BHT) sebesar 0,29%. 
  • Adapun dari perdagangan surat utang global, pergerakan harganya cenderung mengalami penurunan sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun masing - masing ditutup dengan kenaikan di level 3,063% dan 3,209%. Kenaikan imbal hasil juga didapati pada surat utang Jerman di level 0,488% dan surat utang Inggris di level 1,613%. Imbal hasil surat utang Jepang juga terlihat mengalami kenaikan ynag cukup besar di level 0,116%, dimana saat ini surat utang Jepang juga diperdagangkan dengan kembali mengalami kenaikan imbal hasil di level 0,123% di tengah keputusan Bank Sentral Jepang untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka -0,1%. 
  • Kenaikan harga pada perdagangan kemarin telah memunculkan sinyal tren kenaikan harga pada sebagin besar seri Surat Utang Negara, sehingga peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek masih terbuka. Hanya sebagian seri Surat Utang Negara dengan tenor di atas 20 tahun yang secara teknikal masih bergerak konsolidasi. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara untuk kembali melanjutkan tren kenaikan harga. Hanya saja, kenaikan harga tersebut akan dibatasi oleh kembali naiknya imbal hasil surat utang global serta pelaku pasar yang juga masih mencermati perkembangan terakhir dari konflik perang dagang. Untuk Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, kami perkirakan harganya masih akan berpotensi mengalami penurunan seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 2 tahun mengalami kenaikan di level 2,795% yang merupakan posisi tertingginya sejak krisis keuangan global di tahun 2008, memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika masiha akan berlanjut. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor di atas, kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Seiring dengan tren kenaikan harga yang terjadi pada beberapa hari perdagangan terakhir, kami melihat bahwa Surat Utang Negara dengan tenor panjang telah mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi sehingga investor dapat mulai mempertimbangkan untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) terlebih dengan adanya ancaman kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Adapun seri - seri yang masih dapat dicermati adalah sebegai berikut : *ORI013, SR009, PBS016, PBS002, FR0036, FR0031, FR0053, FR0061, FR0043, FR0046, FR0070 dan FR0047. *
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat PT Summarecon Agung Tbk dari peringkat "idA+" menjadi "idA".

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group