Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

20 September 2017

Fixed Income Notes 20 September 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 19 September 2017 bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan hasil dari pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil relatif terbatas, berkisar antara 1 - 6 bps dimana pergerakan pada seluruh tenor bervariasi. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) dan menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 6 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh investor yang masih menantikan hasil pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan membahas mengenai rencana The Fed dalam melakukan stimulus pada neraca keuangannya serta kelanjutan mengenai kenaikan suku bunga acuan-nya. 
  • Adapun dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp17,5 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp52,41 triliun. Jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang senilai Rp56,53 triliun namun dari nilai yang dimenangkan, lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang sebesar Rp17,00 triliun. Tingginya jumlah penawaran serta cukup agresifnya penawaran yang dilakukan oleh investor terutama pada seri Surat Perbendaharaan Negara mendorong pemerintah untuk memenangkan lelang di batas atas maksimum target penerbitan. Hanya saja, hasil positif dari pelaksanaan lelang tersebut tidak cukup mampu mendorong kenaikan harga Surat Utang Negara yang cukup tinggi, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek. 
  • Secara keseluruhan, perdagangan kemarin telah mendorong bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan. Imbal hasil dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing ditutup turun sebesar 1 bps di level 6,438% dan 6,962%. Adapun untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya relatif tidak bergerak dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 7,236% sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 6,000%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga bervariasi ditengah pergerakan imbal hasil dari US Treasury yang cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 2,044% dan 4,405% setelah didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 2 bps dan 4 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 terlihat mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 3,419% setelah mengalami koreksi harga sebesar 1 bps. Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri melakukan transaksi jelang berakhrinya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp14,62 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp7,69 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp2,76 triliun dari 103 kali transaksi di harga rata - rata 103,23% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp2,08 triliun dari 139 kali transaksi di harga rata - rata 104,05%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp875,36 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2017 (TBIG02CN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp290 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap I Tahun 2017 Seri A (PNMP02ACN1) senilai Rp168,2 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,24%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 13279,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 24,00 pts (0,18%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya setelah bergerak pada kisaran 13252,00 hingga 13279,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di saat mata uang regional cenderung bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dimana pelemahan dipimpin oleh Peso Philippina (PHP), Dollar Hongkong (HKD) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan keputusan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada pekan ini. 
  • Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan berakhir pada hari ini waktu setempat diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 1,00% - 1,25% setelah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di bulan Juni 2017. Pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan jelang di mulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Imbal hasil dai US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,246% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang naik pada kisaran 2,815%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 0,453% dan 1,332%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren kenaikan, namun harga Surat Utang Negara yang masih berada di area jenuh beli (overbought) akan membatasi peluang kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, dan FR0068. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp17,50 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03171221 (New Issuance), SPN12180607 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0075 (Reopening), dan FR0076 (New Issuance) pada hari Selasa, tanggal 19 September 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group