Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

21 September 2016

Fixed Income Notes 20 September 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 19 September 2016 kembali mengalami penurunan jelang pelaksanaan agenda Rapat Dewan Gubernur dari beberapa Bank Sentral. Perubahan imbal hasil yang terjadi relatif terbatas berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor di atas 7 tahun.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 5 bps. Adapun Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 3 - 15 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 50 bps.
 
  • Perubahan harga Surat Utang Negara yang cenderung masih menunjukkan kenaikan pada perdagangan kemarin didukung oleh cukup stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika jelang pelaksanaan agenda Rapat Dewan Gubernur dari beberapa Bank Sentral. Selain itu kenaikan harga Surat Utang Negara juga didorong oleh pembelian oleh investor yang berharap akan kembali diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia pada pekan ini. Hanya saja investor terlihat masih menahan diri untuk melakukan transaksi yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar.
 
  • Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 1 bps untuk tenor 5 tahun dan 15 tahun di level 6,746% dan 7,279% serta sebesar 3 bps untuk masing - masing tenor 10 tahun dan 20 tahun di level 6,960% dan 7,385%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya cenderung bergerak mengalami penurunan terutama pada tenor di atas 3 tahun. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan penurunan imbal hasil sebesar 3 bps pada level 2,241% didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 10 bps. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-26 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 3,401% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps dan imbal hasil dari INDO-46 yang mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 4,467% yang didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 75 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan senilai Rp5,49 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,07 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,33 triliun dari 21 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 106,03% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,758%. Adapun Sukuk Negara Ritel seri SR006 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (BSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp183,12 miliar dari 13 kali transaksi  di harga rata - rata 101,11% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,28%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai RP449 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Sarana Multigriya Finansial Tahap V Tahun 2016 Seri B (SMFP03BCN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp50 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,03% dengan tingkat imbal hasilnya sebesar 8,187% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap I Tahun 2016 Seri A (BEXI03ACN1) senilai Rp45 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,47% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,811%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat terbatas sebesar 3,00 pts (0,02%) pada level 13152,00 per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13135,00 hingga 13178,00 per dollar Amerika. Menjelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika, mata uang dollar Amerika terlihat melemah terhadap beberapa mata uang regional termasuk terhadap nilai tukar rupiah. Pelaku pasar valuta akan mencermati kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral Amerika pada pekan ini.
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak pada rentang perubahan yang terbatas jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Agenda pertemuan tersebut akan dimulai pada hari ini waktu setempat dimana hasil pertemuan akan disampaikan pada hari Rabu waktu setempat atau hari Kamis dini hari waktu Indonesia Bagian Barat. Meskipun konsensus analis memperkirakan bahwa Bank Sentral Amerika belum akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan pekan ini, namun investor kami perkirakan masih akan mencermati sinyal yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Amerika.
 
  • Selain agenda tersebut, Bank Sentral Jepang (BOJ) dan Bank Indonesia pada pekan ini juga akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur, dimana investor juga akan mencermati hasil dari Rapat Dewan Gubernur  tersebut. Oleh sebab itu kami perkirakan hingga perdagangan ahri Kamis, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas.
 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup dengan kenaikan jelang pelaksanaan agenda Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 1,707% dari posisi penutupan di akhir pekan pada level 1,693% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) yang ditutup dengan kenaikan pada level 0,019%. Kami perkirakan hal tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga pada Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika.
 
  • Rekomendasi : Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area konsolidasi akan membatasi pegerakan harganya dalam jangka pendek. Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor yang ingin menempatkan dananya pada instrumen syariah, dapat mengikuti lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan diadakan oleh pemerintah pada hari ini, dimana pemerintah berencana untuk menerbitkan SBSN senilai Rp4 triliun dari lima seri SBSN yang ditawarkan kepada investor.
 
  • Rencana lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara Seri SPN-S 21032017 (new issuance), PBS009 (reopening), PBS006 (reopening), PBS011 (reopening), dan PBS012 (reopening) pada hari Selasa, tanggal 20 September 2016. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 20 September 2016. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S dan SBSN PBS berbasis proyek (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan adalah senilai Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah).
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat PT Aneka Tambang (Pesero) Tbk beserta obligasinya dari "idA-" menjadi "idBBB+".

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group