Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

20 Maret 2017

Fixed Income Notes 20 Maret 2017

  • Berlanjutnya akumulasi pembelian Surat Utang Negara di tengah membaiknya persepsi resiko serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Jum'at, 17 Maret 2017.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana penurunan imbak hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 2 - 4 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 7 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 35 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang juga mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 45 bps.
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin didukung oleh masih berlanjutnya aksi pembelian oleh investor di tengah membaiknya persepsi resiko Surat Utang Indonesia. Angka CDS 5 tahun yang mencerminkan persepsi resiko pada perdagangan di hari Jum'at berada pada kisaran 122 bps, terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi di saat Bank Sentral Amerika memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya pada pertengahan pekan kemarin. Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah pasca kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika juga menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara. Investor juga terlihat aktif melakukan perdagangan yang tecermin pada tingginya volume perdagangan yang dilaporkan.
  • Dengan adanya kenaikan harga tersebut, maka telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 2 bps di level 7,003% untuk tenor 5 tahun, sebesar 4 bps di level 7,188% untuk tenor 10 tahun, sebesar 3 bps di level 7,586% untuk tenor 15 tahun dan sebesar 4 bps di level 7,823% untuk tenor 20 tahun.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga mengalami penurunan meskipun sempat dibayangi oleh kenaikan imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan di hari Kamis. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut bergerak dengan mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 1 bps di level 2,620% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 3,964% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 40 bps dan imbal hasil dari INDO-47 ditutup turun sebesar 2 bps di level 4,880% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp18,33 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,57 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,32 triliun dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 107,58% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp2,41 triliun dari 98 kali transaksi di harga rata - rata 104,21%.
  • Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dileporkan senilai Rp555,05 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di akhir pekan. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank PANIN Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp136,2 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Tahun 2012 (SIAGII02) senilai Rp53 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,32%.
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13345,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan terbatas sebesar 2,00 pts (0,01%) setelah bergerak bervariasi pada kisaran 13314,00 hingga 13358,00 per dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan. Penguatan terbatas nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Yen Jepang (JPY). Sementara itu mata uang Rupee India (INR) dan Yuan China (CNY) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Namun demikian, dalam sepekan terakhir, nilai tukar mata uang regional bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Rupee India (INR) di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah tidak adanya sinyal dari Bank Sentral Amerika bahwa mereka akan menaikkan suku bunga acuan secara tergesa - gesa.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan seiring dengan masih adanya aliran modal investor asing yang melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara serta kembali turunnya imbal hasil dari US Treasury.
  • Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 16 Maret 2017, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara senilai Rp699,15 triliun atau setara dengan 37,74% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. Kepemilikan oleh investor asing tersebut mengalami peningkatan senilai Rp7,26 triliun di bulan Maret 2017 dan sebesar Rp33,34 triliun di tahun 2017. Akumulasi oleh investor asing tersebut menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara sehingga turut menjadi faktor yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tahun 2017. Pembelian Surat Utang Negara oleh investor asing tersebut memudarkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa investor asing akan meninggalkan pasar Surat Utang Negara di saat Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga acuannya.
  • Adapun dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury pada akhir pekan kemarin ditutup turun, dimana untuk tenor 10 tahun turun di level 2,50% dan tenor 30 tahun turun di level 3,11% di tengah pelaku pasar yang menantikan dirilisnya beberapa data ekonomi. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,434% dan 1,247% setelah sempat mengalami kenaikan hingga di level 0,468% dan 1,270%. Kembali turunnya imbal hasil dari surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini.
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum bergerak pada tren kenaikan harga. Hanya saja  kenaikan harga akan dibatasi oleh indikator yang menunjukkan bahwa harga Surat Utang Negara telah berada pada area jenuh beli (overbought) terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah hingga panjang yang telah mengalami kenaikan harga yang cukup besar.
  • Rekomendasi Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami perkirakan rawan terjadinya aksi ambil untung adalah sebagai berikut FR0061, FR0035, FR0063, FR0070, FR0056, FR0059 dan FR0074. Adapun seri - seri yang masih cukup menarik untuk diakumulasi adalah FR0066, FR0069, ORI013 untuk tenor pendek dan FR0058, FR0068 serta FR0067 untuk pilihan pada tenor panjang.
  • Pada sepekan kedapan terdapat lima surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp3,312 triliun.
  • Pencatatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2017.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat PT PP Properti Tbk dari peringkat "idA-" menjadi "idBBB+".

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group