Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

20 Desember 2016

Fixed Income Notes 20 Desember 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 19 Desember 2016 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan ditengah volume perdagangan yang tidak begitu besar. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2,8 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 4 - 15 tahun.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya peribahan harga yang berkisar antara 2 - 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 25 bps dan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 50 bps.
 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh kenaikan harga surat utang global ditengah kekhawatiran meningkatnya tensi politik antara China dengan Amerika Serikat mendorong pelaku pasar global untuk masuk pada safe haven asset. Selain itu, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh aksi beli investor domestik yang memanfaatkan momentum tren penurunan harga Surat Utang Negara dalam beberapa hari terakhir untuk mendapatkan Surat Utang Negara dengan tingkat imbal hasil yang menarik.
 
  • Namun demikian, kenaikan harga Surat Utang Negara yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin tidak didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi menantikan beberapa agenda ekonomi yang akan dirilis dalam sepekan kedepan.
 
  • Adapun dari data domestik, Bank Indonesia menyampaikan data statistik Utang Luar Negeri (ULN) dimana ULN Indonesia pada Oktober 2016 tumbuh 6,7% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan September 2016 yang sebesar 7,8% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ini didorong oleh perlambatan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN Indonesia pada akhir Oktober 2016 tercatat sebesar US$323,2 miliar.
 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Senin kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 7 bps di level 7,63% dan tenor 10 tahun yang ditutup dengan penurunan sebesar 6 bps dilevel 7,86%. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 15 tahun ditutup dengan penurunan sebesar 5 bps di level 8,12% dan untuk tenor 20 tahun turun sebesar 2 bps di level 8,21%.
 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan yang terbatas didorong oleh membaiknya persepsi resiko yang ditunjukkan oleh penurunan angka CDS. Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi hingga sebesar 3 bps dengan kecenderungan mengalami penurunan pada sebagia besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 2 bps di level 2,84% yang diorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 8 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun sebesar 1 bps pada level 4,511% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 5,347%.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, yaitu senilai Rp3,301 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara seiring dengan merosotnya volume perdagangan Obligasi Negara Ritel seri ORI013. Adapun untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp929 miliar. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp672,98 miliar dari 77 kali transaksi di harga rata - rata 96,32% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp328 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 102,41%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,52 triliun dari 39 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank Pan Indonesia Tahap I Tahun 2016 (PNBN02CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,13% dan dikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bumi Serpong Damai Tahap I Tahun 2016 Seri A (BSDE02ACN1) senilai Rp305 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,07%.
 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat terbatas sebesar 6,00 pts (0,04%) di level 13389,00 setelah beregrak dengan kecenderungan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13350,00 hingga 13407,00 per dollar Amerika. Sementara itu mata uang regional pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi dimana mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailan (THB). Mata uang regional dalam sepekan terakhir mengalami pelemahan dengan dipimpin oleh Yen Jepang setelah Bank Sentral Amerika memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan serta meproyeksikan adanya kenaikan sebanyak tiga kali di tahun 2017.
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan volume perdagangan yang tidak begitu besar ditengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Pidato dari Gubernur Bank Sentra Amerika, Janet Yellen, yang menyatakan cukup yakin dengan kondisi sektor tenaga kerja di Amerika yang tercermin pada kenaikan tingkat upah, meningkatnya lowongan pekerjaan serta angka pengangguran yang turun hingga ke level 4,6%. Namun demikian, Janet Yellen tidak memberikan komentar terhadap kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Sentral Amerika.
 
  • Pelaku pasar tidak begitu terpengaruh terhadap hasil pidato tersebut, dimana imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup dengan penurunan di level 2,536% dari posisi penutupan di akhir pekan yang berada pada level 2,593%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,246% dan 1,399%.
 
  • Penurunan imbal hasil surat utang global kami perkirakan juga akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara baik yang berdenominasi rupiah maupun dollar Amerika.
 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai memasuki area konsolidasi yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong harga Surat Utang Negara untuk bergerak dalam rentang perubahan harga yang terbatas dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar (sideways) dalam jangka pendek. Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Dengan masih adanya beberapa agenda ekonomi yang akan dirilis dalam sepekan kedepan kami perkirakan investor juga akan cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi.
 
  • Rekomendasi : Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek dengan pilihan pada beberapa seri yang cukup menarik diantaranya adalah FR0032, FR0038, FR0069, FR0036, ORI013, dan beberapa seri panjang seperti FR0057 dan FR0067. Obligasi Negara seri FR0074 dapat diperhatikan senagai salah satu calon seri acuan tenor 15 tahun di tahun 2017 menggantikan seri FR0073.
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA-(sy)" terhadap rencana penerbitan Sukuk Mudharabah Subordinasi yang diterbitkan oleh PT Bank Syariah Mandiri.
 
  • Peringkat PT Brantas Abipraya (Persero) beserta Obligasi I Tahun 2015 dipertahankan pada peringkat "idBBB+".
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group