Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

20 April 2017

Fixed Income Notes 20 April 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 18 April 2017 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah masih rendahnya volume perdagangan di pasar sekunder.
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat beregrak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps.
  • Pergerakan imbal hasil yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan di hari Selasa kemarin masih didukung oleh faktor data neraca perdagangan di bulan Maret 2017 yang mengalami surplus serta pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan. Hanya saja penurunan imbal hasil yang terjadi masih terbatas di tengah volume perdagangan yang tidak begitu besar jelang pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua.
  • Pelaku pasar cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar. Selain itu, meningkatnya persepsi resiko yang tercermin pada kenaikan angka CDS juga membatasi penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa.
  • Dengan pergerakan tersebut, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 6,682% dan 7,021%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,419% dan 7,666%.
  • Sementara itu dari hasil lelang pejualan Sukuk Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp3,47 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp14,33 triliun. Jumlah yang dimenangkan tersebut di bawah target penerbitan yang senilai Rp6,0 triliun serta mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil lelang sebelumnya yang senilai Rp4,46 triliun. Dengan hasil lelang tersebut, maka pemerintah telah menerbitkan Sukuk Negara senilai Rp7,93 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp28,85 triliun di bulan April 2017.
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pergerakan imbal hasilnya masih terlihat terbatas dengan arah perubahan yang cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-20 diutup pada level 2,454% sedangkan imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 ditutup pada level 3,888% dan 4,832% tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Selasa senilai Rp6,95 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,51 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp742,2 miliar dari 40 kali perdagangan di harga rata - rata 99,84% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp630,97 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 98,70%.
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,62 triliun dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 Seri B (BEXI03BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp250 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,36% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap II Tahun 2017 (BBKP02SBCN2) senilai Rp204 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,78%.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan hari Selasa ditutup naik pada level 13298,00 per dollar Amerika, mengalami kenaikan sebesar 12,00 pts (0,09%) dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Senin. Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin, ditutup pada level 13319,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 21 pts (0,15%) dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Selasa. Cenderung bergerak terbatas sejak awal perdagangan, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan jelang penutupan sesi perdagangan.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada hari kami perkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% seiring dengan terkendalinya laju inflasi domsestik serta sebagai antisipasi terhadap rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika di tahun 2017.
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang bervariasi kami perkirakan juga akan turut membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada kisaran 2,211% dan tenor 30 tahun pada kisaran 2,867% setelah pada perdagangan hari Selasa mencapai posisi terendahnya sejak bulan November 2016. Sementara itu dari perdagangan surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt), pergerakan imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup pada level 0,20% dan 1,063% jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa pada pekan depan dimana Bank Sentral Eropa berencana untuk menurunkan jumlah pembelian aset dari EUR80 miliar menjadi EUR60 miliar. Selain itu investor global juga mencermati pelaksanaan pemilihan umum presiden Perancis yang akan dilaksanakan pada akhir pekan ini, yaitu 23 April 2017.
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan harga terutama pada tenor panjang sehingga membuka peluang terjadinya koreksi harga untuk seri - seri yang berada pada tenor tersebut. Sedangkan untuk tenor pendek, secara teknikal pergerakan harganya berada pada area konsolidasi, sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan terbatas dengan kecenderungan perubahan arah yang mendatar (sideways).
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar Surat Utang Negara yang kami perkirakan akan cukup bergejolak pada pekan depan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Beberapa seri yang cukup menarik untuk diperdagangkan pada kondisi saat ini adalah FR0069, FR0036, FR0031 dan ORI013 untuk tenor pendek. Adapun untuk tenor panjang yang kami lihat relatif lebih mehal dibandingkan dengan seri lainnya sehingga terbuka peluang mengalami koreksi adalah seri FR0056, FR0059 dan FR0074.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group