Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

19 September 2017

Fixed Income Notes 19 September 2017

Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 18 September 2017 kembali bergerak terbatas dengan arah       perubahan yang bevariasi di tengah pelaku pasar yang menahan diri untuk melakukan transaksi jelang pelaksanaan lelang Surat Utang Negara.

•           Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 2 - 12 tahun yang cenderung mengalami penurunan dan imbal hasil tenor di atas 20 tahun yang cenderung mengalami kenaikan.

•           Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami penurunan dengan perubahan sebesar 3 - 7 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 80 bps.

•           Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang pelaksanaan lelang Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Hal tersebut juga tercermin pada volume perdagangan yang mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan kemarin.

•           Dengan imbal hasil yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 7 bps di level 5,978%, adapun imbal hasil seri acuan tenor 10 tahun ditutup turun sebesar 5 bps pada level 6,450%. Sementara itu imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup turun sebesar 3 bps di level 6,972% serta imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 7,239%.

•           Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat bervariasi dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek yang terlihat mengalami penurunan yang terbatas sementara itu pada tenor panjang cenderung mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps. Terbatasnya perubahan imbal hasil tersebut juga terlihat pada imbal hasil dari INDO-20 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 2,057%. Adapun INDO-27, INDO-37 dan INDO-47 yang masing - masing mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 3,417%, 4,397% dan 4,408%.

•           Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan di akhir pekan jelang pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, volume perdagangan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,81 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangans eri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,00 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,20 triliun dari 30 kali transaksi di harga rata - rata 103,68% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,45 triliun dari 33 kali transaksi di harga rata - rata 111,93%.

•           Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai RP325,95 miliar dari 26 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap I Tahun 2015 Seri B (FIFA02BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp90 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 101,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Summarecon Agung Tahap I Tahun 2013 (SMRA01CN1) senilai Rp50 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 103,55%.

•           Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan, sebesar 15,00 pts (0,11%) pada level 13255,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan yang terbatas sepanjang sesi perdagangan di kisaran 13233,00 hingga 13259,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Dollar Taiwan (TWD).

•           Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara.

•           Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dikarenakan investor yang masih akan menantikan hasil dari pelaksanaan lelang dimana arah pergerakan harga akan dipengaruhi oleh hasil dari pelaksanaan lelang. Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.

•           Selain lelang, pergerakan harga Surat Utang Negara juga akan dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil surat utang global, dimana pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,234% seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun di level 2,803%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 0,452%, sedangkan imbal hasil Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru ditutup turun di level 1,307%.

•           Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara terlihat masih mengalami tren kenaikan, namun harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area jenuh beli (overbought), sehingga pergerakan harga dalam jangka pendek akan cenderung bergerak terbatas.

•           Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Bagi investor yang membutuhkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat mengikuti lelang dimana pemerintah menawarkan empat seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu seri FR0061 (2022), FR0059 (2027), FR0075 (2038) dan FR0076 (2048).

•           Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03171221 (New Issuance), SPN12180607 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0075 (Reopening), dan FR0076 (New Issuance) pada hari Selasa, tanggal 19 September 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group