Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

19 Juli 2017

Fixed Income Notes 19 Juli 2017

  • Hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara serta harga surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 18 Juli 2017 jelang Rapat Dewan Gubernur Indonesia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dimana Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor terlihat mengalami penurunan imbal hasil. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 8 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami penurunan hingga sebesar 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 5 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 40 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara, dimana pemerintah meraup dana senilai Rp7,12 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp15,38 triliun. Jumlah Sukuk Negara yang dimenangkan tersebut di atas target penerbitan yang sebesar Rp5 triliun serta di atas pencapaian pada lelang sebelumnya yang sebesar Rp1,66 triliun adapun jumlah penawaran yang masuk mengalami peningkatan dibandingkan dengan lelang sebelumnya. Pada lelang di tanggal 4 Juli 2017, jumlah penawaran yang masuk senilai Rp7,81 triliun. Tingginya minat investor untuk menempatkan dananya di Sukuk Negara tersebut menjadi katalis bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Selain hasil lelang, katalis positif juga berasal dari pergerakan harga Surat Utang Negara di kawasan regional yang juga bergerak naik. Kenaikan harga Surat Utang Negara di kawasan regional mendorong terjadinya penurunan imbal hasil dimana penurunan tersebut terjadi pada sebagian besar Surat Utang Negara kecuali Surat Utang Negara Singapura yang justru mengalami kenaikan. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,755%, 6,925% dan 7,402%. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 2 bps pada level 7,195% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 17 bps. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-37 ditutup turun sebesar 2 bps di level 4,675% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,781% dan 4,630% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps dan 20 bps. Sedangkan imbal hasil INDO-20 mengalami kenaikan terbatas di bawah 1 bps pada level 2,257.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,31 triliun dari 42 seri Surt Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,56 triliun. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,17 triliun dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 98,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,13 triliun dari 26 kali transaksi di harga rata - rata 107,38%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp704 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos Tahun 2017 Seri A (BMTP01A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp225 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh  Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap II Tahun 2017 Seri D (BBRI02DCN2) senilai Rp50 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 102,53%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13309,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 17,00 pts dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak menguat dari sesi awal perdagangan pada kisaran 13303,00 hingga 13322,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan penguatan nilai tukar mata uang regional di tengah sinyal pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan masih akan cenderung mengalami kenaikan didukung oleh katalis dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, pemertahanan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur yang akan di mulai pada hari ini akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara. Pemertahanan suku bunga juga akan memberikan ruang Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tren penguatan dollar Amerika. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang masih cenderung bergerak dengan mengalami penurunan di tengah sinyal perlemahan mata uang dollar terhadap mata uang dunia akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,27% adapun dengan tenor 30 tahun imbal hasilnya juga mengalami penurunan di level 2,85%. Penurunan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun yang masing - masing ditutup pada level 0,55% dan 1,20%. 
  • Secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum telah menunjukkan sinyal perubahan arah pergerakan tren dari naik menjadi mendatar adapun kebanyakan seri - seri Surat Utang Negara mulai menjauhi area jenuh beli, sehingga masih membuka peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami masih menyarankan strategi trading bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan pada seri FR0069, FR0036, ORI013, FR0031, FR0034, FR0053 dan FR0050.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp7,12 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 05012018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 18 Juli 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group