Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

18 September 2017

Fixed Income Notes 18 September 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 15 September 2017 bergerak bervariasi di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang global serta jelang pelaksanaan   lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 6 tahun yang cenderung mengalami penurunan, sementara itu pada tenor yang lebih panjang terlihat masih mengalami kenaikan imbal hasil. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 3 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps seiring dengan terbatasnya perubahan harga yang hanya berkisar antara 3 - 13 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Cukup bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Penurunan imbal hasil terhadap beberapa Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan didukung oleh surplus neraca perdagangan bulan Agustus 2017 serta meredanya tekanan rupiah terhadap dollar Amerika. Adapun koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor koreksi harga surat utang global serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 19 September 2017 serta masih terlihat aksi ambil untung yang dilakukan oleh pelaku pasar. 
  • Meskipun bergerak bervariasi, perubahan harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,044% dan 6,498% serta itu imbal hasil untuk tenor 15 tahun ditutup turun pada level 7,007%. Sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun imbal hasilnya justru mengalami kenaikan walaupun terbatas kurang dari 1 bps pada level 7,252%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Seiring dengan kenaikan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan surat utang global, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 masing - masing ditutup dengan mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 2,068%; 3,413%; 4,392%; dan 4,402% setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 1 - 7 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp12,89 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,37 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami keaikan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp12,78 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,59 triliun dari 96 kali transaksi di harga rata - rata 102,93% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,29 triliun dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 112,08%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp747,82 miliar dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap II Tahun 2016 Seri B (BBRI01BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 102,74% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap I Tahun 2011 Seri C (BEXI01CCN1) senilai Rp85,5 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 102,35%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 11,00 pts (0,08%) pada level 13240,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan di awal sesi perdagangan dan berbalik arah setelah Badan Pusar Statistik merilis angka neraca perdagangan bulan Agustus 2017. Bergerak pada kisaran 13227,00 hingga 13270,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia masih disebabkan oleh badai Irma. Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Dollar Singapura (SGD). Adapun Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Dollar Hongkong (HKD). 
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Yen Jepang (JPY). Sedangkan hanya Ringgit Malaysia (0,14%) dan Baht Thailand (0,11%) yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika walaupun terbatas. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari selasa 19 September serta Rapat Dewan Gubernur Indonesia pada pekan ini. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,202% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama yang ditutup naik masing - masing pada level 0,431% dan 1,309%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada di area jenuh beli (overbought) pada keseluruhan tenor sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0065, FR0068, dan FR0072. 
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dengan kupon 11% p.a (ekuivalen) tenor 3 tahun serta memiliki jaminan saham MNCN 125%. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat empat surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp2,22 triliun.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group