Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

18 Oktober 2017

Fixed Income Notes 18 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 17 Oktober 2017 bergerak bervariasi merespon hasil      pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih relatif terbatas, berkisar antara 1 - 4 bps dengan dimana perubahan yang cukup besar terjadi pada tenor menengah dan panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) relatif bergerak mengalami penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 3 bps setelah mengalami perubahan harga berkisar antara 1 - 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 4 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Pada awal perdagangan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin relatif terbatas namun memasuki sesi kedua perdagangan mulai bervariasi pergerakan imbal hasilnya. Investor masih mencermati pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Imbal hasil Surat Utang Negara mengalami cenderung mengalami kenaikan didorong oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah dollar Amerika yang mengalami penguatan terhadap mata uang utama dunia setelah Janet Yellen mengomentari keadaan ekonomi Amerika serta pasar tenaga kerjanya yang kuat meningkatkan kemungkinan naiknya suku bunga acuan Amerika.  
  • Dari pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp22,50 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp34,94 triliun. Nilai nominal yang dimenangkan pada lelang kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang sebesar Rp17,85 triliun serta di atas target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun. Setelah pengumuman hasil lelang, harga Surat Utang Negara bergerak bervariasi dimana pada Obligasi Negara, pergerakan harganya mengalami penurunan setelah hasil lelang menunjukkan bahwa tingkat imbal hasil yang dimenangkan lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan di pasar sekunder maupun dari posisi penutupan sebelumnya. 
  • Namun demikian, secara keseluruhan pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cenderung beregrak bervariasi pasca pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin, masing - masing di level 6,192% (+2 bps) untuk tenor 5 tahun, 6,574% (+4 bps) untuk tenor 10 tahun, 7,096% (+1 bps) untuk tenor 15 tahun dan 7,315% (+2 bps) untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan ditengah penurunan imbal hasil yang terjadi pada surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-37 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 2,080% dan 4,389% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 5 bps dan 30 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 3,524% setelah mengalami koreksi harga sebesar 35 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,422% setelah mengalami koreksi harga sebesar 60 bps.  
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di awal pekan, seiring dengan adanya pelaksanaan lelang, yaitu senilai Rp18,66 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,42 triliun dari 57 kali transaksi di harga rata - rata 103,14% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp4,00 triliun dari 110 kali transaksi di harga rata - rata 103,29%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,68 triliun dari 50 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Bank BTPN Tahap II Tahun 2016 Seri B (BTPN03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp280 miliar dari 5 kali transaksi di harga 100,00% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Panin Tahap  I Tahun 2012 (PNBN01SBCN1) senilai Rp182 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,76%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah, sebesar 31,00 pts (0,22%) di level 13507,00  per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan sepanjang sesi pada kisaran 13478,00 hingga 13515,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh Yuan China (CNY) dan diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Dollar Singapura (SGD). Adapun penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika dipimpin oleh Peso Philippina (PHP) diikuti oleh Yen Jepang (JPY). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak bervariasi dengan katalis positif didukung oleh suksesnya lelang penjualan Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin serta imbal hasil surat utang global yang mengalami penurunan. Sementara itu tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika akan menjadi katalis negatif pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara akan berpotensi mengalami kenaikan seiring dengan turunnya imbal hasil di pasar surat utang global. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,302% dari posisi penutupan sebelunya di level 2,305%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga terlihat mengalami penurunan di level 0,366% adapun surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama terlihat mengalami penurunan di level 1,274%. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi mata uang rupiah paupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harganya dalam jangka pendek masih akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang mendatar (sideways) terutama dengan pelaksaaan Rapat Dewan Gubernur pada esok hari. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih berfluktuasi. Pilihan seri Surat Utang Negara yang kami anggap masih menarik adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068 dan FR0072. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp22,50 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03180118 (New Issuance), SPN12181004 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0075 (Reopening), dan FR0076 (New Issuance) pada hari Selasa, tanggal 17 Oktober 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group