Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

18 Juli 2017

Fixed Income Notes 18 Juli 2017

  • Aksi wait and see pelaku pasar jelang disampaikannya data neraca perdagangan bulan Juni 2017 menyebabkan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 17 Juli 2017. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan, berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil terbesar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 7 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang juga mengalami perubahan berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang terbatas pada perdagangan kemarin didukung oleh pelaku pasar yang melakukan aksi wait and see jelang disampaikannya data neraca perdagangan bulan Juni 2017 pada hari Senin kemarin hal ini tecermin pada rendahnya volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin. Adapun dana asing yang keluar hingga pekan kemarin sebesar Rp8,61 triliun dari posisi di akhir bulan Juni menyebabkan pergerakan harga Surat Utang Negara menjadi terbatas. 
  • Adanya kecenderungan penurunan harga tersebut tidak seiring dengan seri - seri acuan Surat Utang Negara yang mengalami penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan tenor 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,770%, 6,932%, dan 7,414% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 1 bps, 2 bps, dan 9 bps adapun penurunan sebesar 2,5 bps di level 7,703% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga mengalami penurunan meskipun sempat dibayangi oleh kenaikan imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan di hari Kamis pekan kemarin. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut bergerak dengan mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun sebesar 3 bps di level 3,791% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,697% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 35 bps dan imbal hasil dari INDO-47 ditutup turun sebesar 2 bps di level 4,643% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. Sedangkan INDO-20 tidak banyak bergerak pada level 2,259%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp7,55 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,69 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,35 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 107,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp607 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 100,185%. 
  •  Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan senilai Rp769 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di akhir pekan. Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap I Tahun 2016 Seri E (BBRI02ECN1)menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp80 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 102,5% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap I Tahun 2017 Seri A (IMFI03ACN1) senilai Rp77 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup pada level 13326,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 13,00 pts setelah bergerak mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13306,00 hingga 13330,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB). Hal ini melanjutkan tren sepekan terakhir, nilai tukar mata uang regional bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Yen Jepang (JPY) di tengah penguatab mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah tidak adanya sinyal dari Bank Sentral Amerika bahwa mereka akan menaikkan suku bunga acuan kembali. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan seiring dengan masih adanya aliran modal investor asing yang melakukan akumulasi penjualan. Keluarnya dana investor asing di Surat Berharga Negara yang sepanjang bulan Juli 2017 tercatat mengalami penurunan kepemilikan senilai Rp8,61 triliun. Namun demikian investor asing mulai terlihat kembali  melakukan akumulasi pembelian pada akhir pekan kemarin. kembali masuknya dana investor asing pada pekan kemarin telah mendorong kenaikan harga surat utang negara dari posisi terendahnya di bulan Juli 2017. 
  • Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 14 Juli 2017, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara senilai Rp761,94 triliun atau setara dengan 38,84% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. Kepemilikan oleh investor asing tersebut mengalami penurunan senilai Rp8,61 triliun dibandingkan dengan akhir bulan Juni 2017. Akumulasi penjualan oleh investor asing tersebut menjadi katalis yang kurang baik bagi pasar Surat Utang Negara sehingga turut menjadi faktor yang terbatasnya pergerakan perdagangan Surat Utang Negara di tahun 2017. Penjualan Surat Utang Negara oleh investor asing serta adanya Surat Utang Negara telah jatuh tempo tersebut  menyebabkan investor asing akan meninggalkan pasar Surat Utang Negara domestik. 
  • Adapun dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup turun, dimana untuk tenor 10 tahun turun di level 2,31% dan tenor 30 tahun turun di level 2,89%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,434% dan 1,247% setelah sempat mengalami kenaikan hingga di level 0,58% dan 1,27%. Kembali turunnya imbal hasil dari surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami perkirakan rawan terjadinya aksi ambil untung adalah sebagai berikut FR0032, FR0038, FR0037, FR0059, dan FR0074. Adapun seri - seri yang masih cukup menarik untuk diakumulasi adalah FR0069, FR0036, FR0031, FR0034, FR0053, dan ORI013 untuk tenor pendek sedangkan FR0050 untuk pilihan pada tenor panjang. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 05012018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 18 Juli 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group